INDOZONE.ID - Usia yang semakin tua nampaknya tidak menjadi halangan bagi Mbah Gimoen untuk terus menuntut ilmu. Kakek yang memiliki nama terang Wagimoen ini baru saja lulus dan menyandang gelar Sarjana Adiministrasi Negara dari Universitas Terbuka (UT) Bogor, di usianya yang ke-84 tahun.
Dengan usianya ini, Mbah Gimoen juga mendapat gelar sebagai wisudawan tertua di sepanjang sejarah kelulusan UT Pusat. Mengalahkan tiga wisudawan tertua yang sudah lebih dulu lulus, Mooryati Soedibyo yang lulus di usia 59 tahun, Safriyansah di usia 79 tahun, dan Yustina di usia 81 tahun.
“Wagimoen atau Mbah Gimoen panggilannya, berusia 84 tahun ketika lulus dari UT pada bulan lalu. Kakek kelahiran 1939 ini baru memulai perjalanan kuliahnya di UT Bogor pada Juni 2010,” tulis laporan UT Bogor, melalui laman bogor.ut.ac.id, dikutip Senin (11/12).
Baca Juga: Cerita Zoni Lepas Kesempatan Kuliah di Luar Negeri Demi Jadi Guru
Mbah Gimoen memulai pendidikannya di bangku kuliah pada usia 71 tahun. Setelah menempuh 13 tahun masa studi, atau sekitar 26 semester dengan IPK 2,4, kakek ini menjalani wisuda pada September 2023.
Lamanya studi Mbah Gimoen disebabkan berbagai tantangan yang harus ditanggungnya. Saat pertama duduk di bangku universitas, Mbah Gimoen masih cukup bugar.
Nnamun tiga tahun berjalan, pada 2013, Mbah Gimoen mengalami penurunan pendengaran. Kondisi ini membuatnya harus menggunakan alat bantu dengar sampai saat ini.
Dari segi perkuliahan, Mbah Gimoen cukup dibuat kesulitan dengan proses belajar yang banyak dilakukan secara daring. Padahal, kakek yang saat ini bekerja sebagai sopir angkutan umum ini sama sekali tidak bisa mengoperasikan komputer.
Baca Juga: Luar Biasa! Anak Petani di Jember Dapat Beasiswa Kuliah Kedokteran di Cina, Begini Kisahnya
“Mbah Gimoen diberikan perhatian khusus oleh UT Bogor agar dapat menyelesaikan tugas-tugasnya,” tulis UT Bogor.
Saat teman-teman kuliahnya yang lain mengerjakan tugas secara daring, Mbah Gimoen harus bolak-balik kantor UT Bogor untuk melaksanakan ujian di ruang khusus.
Saat pandemi Covid-19, Mbah Gimoen juga harus mendatangi posko ujian untuk menyelesaikan ujiannya. Di sana, dia akan dipandu dari awal hingga berhasil mengunggah hasil ujian oleh staf.
Meskipun harus melalui berbagai tantangan, Mbah Gimoen tetap menjalani masa kuliahnya dengan sungguh-sungguh. Selain itu, dia juga berhasil membagi waktunya saat harus mencari nafkah sebagai supir angkot sehari-harinya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Bogor.ut.ac.id