Selasa, 14 MEI 2024 • 07:30 WIB

3 Doa Setelah Sholat Lengkap dengan Dzikir dan Cara Membaca

Author

Doa Setelah Sholat (freepik.com)

INDOZONE.ID - Doa-doa yang diamalkan setelah menyelesaikan shalat memiliki keutamaan dan makna yang dalam dalam agama Islam.

Setiap kalimat yang diucapkan memiliki tujuan dan manfaat tersendiri bagi umat muslim.

Berikut beberapa bacaan yang biasa diamalkan setelah shalat, serta pemahaman dan keutamaan di baliknya.

1. Astaghfirullah

أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3) اَللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ ، وَمِنْكَ السَّلَامُ ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Astaghfiru-llāh (x3), Allāhumma Anta-s-Salām, wa minka-s-salām, tabārakta yā Dha-l-Jalāli wa-l-Ikrām.

Bacaan ini mengandung permohonan ampun kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW secara rutin mengucapkannya setelah menyelesaikan shalat. Dalam hadits, Thawban (raḍiy Allāhu ‘anhu) melaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW biasa mengucapkan bacaan ini sebanyak tiga kali setelah shalat.

Baca Juga: Niat Sholat Jenazah Untuk Laki-laki dan Perempuan Disertai Tata Cara Sholat Jenazah Terlengkap

2. Laa Ilaaha Ilallah

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، اَللّٰهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَـدِّ مِنْكَ الْجَـدُّ

Lā ilāha illā-llāhu waḥdahū lā sharīka lah, lahu-l-mulku, wa lahu-l-ḥamd, wa Huwa ʿalā kulli shay’in Qadīr, Allāhumma lā māniʿa li-mā aʿaṭayt, wa lā muʿṭiya li-mā manʿat, wa lā yanfaʿu dha-l-jaddi minka-l-jadd.

Bacaan ini menegaskan keesaan Allah SWT. Nabi Muhammad SAW mempraktikkannya setelah setiap shalat fardhu. Warrād, yang adalah penulis surat untuk Mughīra bin Shu’ba, memaparkan bahwa Rasulullah SAW biasa mengucapkannya setelah setiap shalat wajib.

Baca Juga: 6 Keutamaan Sholat Tahajud yang Disebutkan di Alquran & Kerap Dikerjakan Rasulullah

3. Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إيَّاهُ ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ، وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

Lā ilāha illā-llāhu waḥdahū lā sharīka lah, lahu-l-mulku, wa lahu-l-ḥamd, wa Huwa ʿalā kulli shay’in Qadīr, lā ḥawla wa lā quwwata illā bi-llāh, lā ilāha illā-llāh, wa lā naʿbudu illā iyyāh, lahu-n-nʿimatu wa lahu-l-faḍl, wa lahu-th-thanā’u-l-ḥasan, lā ilāha illā-llāhu mukhliṣīna lahu-d-dīn, wa law kariha-l-kāfirūn.

Bacaan ini mengakui keesaan Allah SWT dan bahwa Dia-lah satu-satunya yang berhak disembah. Nabi Muhammad SAW mengajarkannya kepada Ibnu Zubair (raḍiy Allāhu ‘anhu) dan mempraktikkannya sendiri setelah setiap shalat.

Bacaan-bacaan yang diamalkan setelah shalat bukanlah sekadar rutinitas, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mengucapkannya dengan khusyuk dan penuh kesadaran, kita dapat merasakan manfaat dan keberkahan yang terkandung di dalamnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Islamestic.com