Jumat, 05 JULI 2024 • 17:11 WIB

Viral Lomba Bunuh Kucing Liar di Selandia Baru, Bikin Geram Cat Lovers!

Author

Kucing (freepik.com)

INDOZONE.ID - Kontroversi terkait lomba tahunan membunuh kucing liar di Selandia Baru kembali mencuat, mengundang kemarahan para pecinta kucing di seluruh dunia.

Meski menuai protes global, penyelenggara acara berencana melanjutkan lomba ini pada tahun depan dengan hadiah yang lebih besar.

Baca Juga: Viral, Kisah Pensiunan Guru TK Diminta Kembalikan Gaji Rp 75 Juta!

Matt Bailey, penyelenggara lomba, mengumumkan pada Rabu (3/7/2024) bahwa hadiah lomba akan dinaikkan untuk menarik lebih banyak peserta dan memperbesar skala acara.

"Kami akan teruskan apa yang kami lakukan dan naikkan hadiah uang tahun depan agar acaranya lebih besar dan lebih baik," ujar Bailey kepada AFP.

Baca Juga: Info Loker PT Astra Graphia Terbaru 2024, Simak Syarat dan Cara Daftarnya!

Alasan Diadakan Lomba Bunuh Kucing

Ilustrasi kucing liar

Panitia acara berpendapat bahwa kucing liar menjadikan sebuah ancaman serius bagi satwa liar asli Selandia Baru.

Menurut Departemen Konservasi Selandia Baru, kucing liar diketahui memangsa burung, kelelawar, dan kadal yang terancam punah, serta menyebabkan kepunahan beberapa spesies.

Oleh karena itu, mereka menganggap kegiatan ini sebagai upaya untuk melindungi ekosistem lokal.

Baca Juga: Profil Maxwell Salvador Clash of Champions dengan Segudang Prestasi Miliknya!

Hasil Lomba Bunuh Kucing Terbaru

Ilustrasi kucing liar

Edisi terbaru lomba ini diadakan akhir pekan lalu di pedesaan North Canterbury. Sebanyak 1.500 pemburu berpartisipasi dalam lomba ini, termasuk 460 anak-anak yang harus didampingi oleh orang dewasa.

Para peserta lomba berhasil membunuh 370 kucing liar beserta jenis hewan lainnya seperti tikus, possum, rusa, dan babi hutan.

Baca Juga: Info Loker BUMN Bank BNI 2024, Simak Syarat dan Cara Daftarnya!

Salah satu peserta berhasil memenangkan hadiah uang tunai sebesar 1.000 dollar Selandia Baru (sekitar Rp 9,95 juta) karena berhasil membunuh kucing liar terbesar dengan berat 6,7 kilogram.

Selain itu, hadiah sebesar 500 dollar Selandia Baru (sekitar Rp 4,97 juta) diberikan kepada kontestan yang berhasil membunuh kucing liar terbanyak, yaitu 65 ekor.

Baca Juga: Panduan Lengkap Klaim Saldo JHT dari JMO Jamsostek Mobile dan Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan 2024

Reaksi dan Protes

Ilustrasi Pecinta Kucing.

Protes keras datang dari berbagai kalangan, terutama para pecinta kucing dan organisasi perlindungan hewan. Mereka mengecam keras kegiatan ini dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak berperikemanusiaan serta tidak etis.

Banyak yang berpendapat bahwa ada cara lain yang lebih manusiawi untuk mengendalikan populasi kucing liar tanpa harus membunuh mereka secara massal.

Penyelenggara lomba, di sisi lain, tetap berpegang teguh pada argumen mereka bahwa langkah ini diperlukan untuk melindungi satwa liar asli dari ancaman kucing liar.

Mereka juga mengklaim bahwa acara ini dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan diatur ketat untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan ekosistem.

Baca Juga: 7 Quotes Tahun Baru Islam yang Kekinian!

Perspektif Lain

Ilustrasi kucing (freepik)

Perdebatan tentang pengelolaan populasi kucing liar memang bukan hal baru di Selandia Baru. Negara ini telah lama bergulat dengan masalah yang diakibatkan oleh kucing liar terhadap fauna asli mereka.

Namun, banyak yang merasa bahwa membunuh kucing liar dalam jumlah besar melalui lomba seperti ini bukanlah solusi yang tepat dan hanya menimbulkan lebih banyak masalah etis.

Baca Juga: Doa Awal Tahun Baru Islam 2024 Lengkap Mulai Arab, Latin, Hingga Terjemahannya!

 

Alternatif yang Dapat Dilakukan

Ilustrasi Kucing (Freepik.com @jcomp)

Beberapa alternatif yang lebih manusiawi telah diusulkan, termasuk program sterilisasi dan adopsi untuk kucing liar, serta pendekatan konservasi yang lebih terpadu.

Organisasi perlindungan hewan menyerukan agar pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam menemukan solusi yang lebih baik untuk mengelola populasi kucing liar tanpa harus mengorbankan nyawa hewan-hewan tersebut.

Baca Juga: Kisah Mengharukan di Balik Mural Peti Mati Anak, Kreasi Seniman Dot Dot Art Studio

Kucing (freepik.com)

Dengan lomba ini yang terus berlanjut dan hadiah yang semakin meningkat, konflik antara para pemburu dan pecinta hewan tampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat.

Sementara itu, dunia menunggu apakah Selandia Baru akan menemukan cara yang lebih beradab dan efektif untuk mengatasi masalah ini.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: AFP