Kamis, 22 MEI 2025 • 12:08 WIB

Kumpulan 7 Puisi Pendek Rindu Rumah Paling Menyentuh, Cocok Buat Perantau!

Author

Ilustrasi Puisi Singkat Tentang Rindu Rumah.

INDOZONE.ID - Siapa sih yang nggak pernah kangen rumah? Entah kamu anak rantau, mahasiswa yang lagi ngekos, atau karyawan yang jauh dari keluarga, rasa rindu sama rumah itu pasti pernah datang dan kadang rasanya nyesek banget.

Rumah bukan cuma soal bangunan, tapi tentang kenangan, kehangatan, dan orang-orang tercinta di dalamnya.

Nah, daripada cuma dipendem, kenapa nggak coba ekspresiin lewat puisi singkat

Ini 7 puisi singkat tentang rindu rumah yang dijamin relatable banget dan bisa bikin kamu senyum-senyum sendiri atau malah nangis kejer.

Cocok banget buat kamu yang lagi mellow, bisa juga dijadikan caption Instagram, status WhatsApp, atau bahkan dibaca sebelum tidur.

Baca Juga: 7 Puisi Singkat tentang Rindu Sahabat: Bikin Hati Tersentuh dan Nangis Diam-diam!

7 Puisi Singkat Tentang Rindu Rumah

Ilustrasi Puisi Singkat Tentang Rindu Rumah.

1. "Pulang"

Aku berjalan jauh dari tempatku berpijak,
Menyusuri kota, menembus malam.
Tapi bayangan rumah selalu menanti,
Dengan senyummu di beranda,
Dan aroma masakan yang tak pernah terganti.

Puisi rindu ini cocok buat kamu yang lagi ngerasa kosong karena jauh dari suasana rumah.

Kadang, hal sekecil aroma dapur aja bisa bikin kita mellow seharian.

2. "Di Ujung Telepon"

Suara Ibu terdengar pelan,
“Kapan pulang, Nak?” katanya.
Aku diam, hanya bisa tersenyum,
Sembunyi di balik tawa pura-pura,
Karena jawabanku selalu “nanti”.

Buat yang suka telponan sama orang rumah tapi nggak bisa pulang dalam waktu dekat, puisi tentang rindu ini pasti kena banget di hati.

3. "Rindu yang Tumbuh"

Rindu itu tumbuh seperti rumput,
Liar, tak bisa dihentikan.
Makin jauh aku melangkah,
Makin deras rinduku pada rumah,
Pada peluk yang tak pernah menuntut apa-apa.

Kadang, rindu itu nggak perlu alasan besar. Cukup dengan kesunyian malam, kita bisa tiba-tiba kangen rumah setengah mati.

Baca Juga: 7 Puisi Singkat tentang Rindu Teman Lama yang Bikin Kamu Langsung Kangen Ngobrol Sampai Pagi

Ilustrasi Puisi Singkat Tentang Rindu Rumah.

4. "Langit yang Sama"

Di sini, aku menatap langit senja,
Warna jingganya seperti sore di rumah.
Dan aku sadar, meski jarak memisahkan,
Kita masih berbagi langit yang sama,
Di bawah doa yang saling menyapa.

Puisi sendu ini bisa banget buat kamu yang LDR-an sama keluarga.

Kadang, cuma langit dan doa yang bisa jadi penghubung paling dalam.

5. "Kosong"

Kamarku penuh, tapi hatiku kosong.
Hiruk pikuk kota tak mampu mengisi,
Rindu rumah menjelma jadi sunyi,
Dan malam jadi saksi,
Bahwa aku bukan siapa-siapa tanpa mereka.

Cocok banget buat kamu yang ngerasa jenuh hidup sendiri di kota besar. Tempat tinggal bisa beda, tapi hati tetap milik rumah.

6. "Pintu yang Tak Pernah Terkunci"

Di rumah, pintu itu selalu terbuka,
Tak pernah dikunci untuk anaknya.
Meski berulang kali pergi,
Selalu ada peluk yang menunggu,
Tanpa tanya, tanpa syarat.

Kadang yang paling bikin rindu bukan tempatnya, tapi penerimaan tanpa syarat yang cuma bisa kita temuin di rumah.

7. "Kursi Panjang di Teras"

Masih ingat kursi panjang di teras itu?
Tempat kita duduk diam, memandangi senja.
Sekarang aku duduk sendiri,
Tapi bayangan rumah tetap menemani,
Dalam diam yang tak pernah mati.

Buat yang punya spot favorit di rumah dan sekarang nggak bisa ke sana, puisi nostalgia ini adalah pengingat manis betapa kecilnya hal-hal yang kita rindukan.

Baca Juga: 7 Puisi Rindu dalam Diam: Ketika Cinta Tak Berani Diungkap tapi Terlalu Berat Buat Dibiarkan

Ngerasa kangen rumah bukan tanda kamu lemah. Justru itu bukti bahwa kamu punya tempat pulang, tempat di mana hati kamu benar-benar tenang.

Lewat puisi-puisi di atas, semoga kamu bisa sedikit lega dan merasa nggak sendiri.

Kalau kamu suka, jangan ragu buat bagiin puisi-puisi ini ke teman-teman kamu yang juga lagi ngerantau. Siapa tahu bisa jadi penghibur hati mereka juga.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Amatan