Kedokteran masih menjadi jurusan bergengsi dan hampir tidak pernah sepi peminat di sejumlah negara. Tapi, untuk masuk dunia kedokteran juga bukanlah hal yang mudah.
Sekolahnya dianggap berat dan biayanya pun tidak murah, terutama untuk melanjutkan menjadi dokter spesialis. Ada banyak hal yang harus dipertaruhkan.
Di Korea Selatan (Korsel), peminat dokter spesialis semakin sedikit. Kebanyakan mereka memilih jadi dokter umum demi menghindari beban kerja yang terlalu berat. Bukan tanpa alasan, mereka khawatir akan selalu membagi jatah hidupnya dengan pasien.
Seperti yang diceritakan seorang dokter residen di sebuah rumah sakit Korsel, Kim Ah-Reum (31). Awalnya, ia ingin menjadi dokter spesialis untuk menyalamatkan nyawa banyak orang.
Baca juga: 10 Drakor tentang Dokter Terbaik, Hospital Playlist Memimpin!
Namun, setelah menjalani residen selama 2 tahun, dia memutuskan untuk keluar dari dunia kedokteran dan memilih kerja kantoran.
Jam kerja yang tidak menentu dan kurangnya waktu istirahat membuat dr Kim kewalahan.
"Saya merawat pasien tanpa tidur sepanjang malam, rasanya seperti membagi hidup saya dengan pasien," ujarnya, seperti dikutip Indozone dari media Korsel Donga Ilbo, Selasa (21/2/2023).
Bukan cuma dr Kim saja yang mengalaminya, banyak dokter-dokter lainnya di Korsel yang memilih pindah dari spesialis atau keluar dari dunia kedokteran.
Mereka yang memilih pindah ini biasanya memutuskan untuk hijrah ke pedesaan.
Dokter residen lainnya yang bernama Jeong juga mengeluhkan beban kerja yang menurutnya 'gila'.
Saat lagi di kantin, makanan belum setengah habis dia sudah harus langsung lari ke UGD menyelamatkan pasien.
Dia memang lega pasiennya selama, tapi mengingat masih ada 40 pasien lagi yang harus dikunjungi, dirinya jadi frustrasi. Padahal, pemerintah Korsel sudah menetapkan jam kerja residen maksimal 80 jam per minggu.
Baca juga: Upaya Menkes Hadapi Krisis Dokter Spesialis di Indonesia, Ubah Sistem
Belum lagi kalau harus melakukan banyak operasi dalam seminggu yang bisa menghabiskan waktu 3 jam per kasus medis.
Pada akhirnya, mereka tidak mau menjadi dokter spesialis karena tidak menikmati hidup. Walaupun uang banyak, tapi hidup mereka sebagian besar dihabiskan di rumah sakit.
Kedokteran Masih Menjadi Jurusan Favorit
Meski demikian, kedokteran masih menjadi jurusan paling top alias favorit orang-orang di Korea Selatan.
Tahun 2022 lalu bahkan 3058 orang dari 4000 nilai terbaik CSAT (UTBK-nya Korea) masuk kedokteran.
Walaupun secara akademik lebih berbakat di jurusan teknik, tapi mereka tetap memilih kedokteran untuk pilihan pertamanya.
Hanya saja, mkebanyakan di antara mereka enggan mengambil spesialis.
Sayangnya, semakin dikit yang mau masuk spesialisasi kedokteran maka makin berat pula beban para dokter yang sudah lebih dulu bertugas di RS.
Belum lagi bagi dokter residen atau koas yang tidak mendapat gaji setinggi dokter spesialis. Padahal, beban kerjanya cukup berat.
Adapun spesialisasi yang paling dihindari mahasiswa kedokteran di Korsel yaitu Spesialis Anak, Spesialis Jantung/paru/hati dan Spesialis Obigyn.
Pada akhirnya, mereka tidak mau menjadi dokter spesialis karena tidak menikmati hidup. Walaupun uang banyak, tapi hidup mereka sebagian besar dihabiskan di rumah sakit.
Karena kondisi tersebut, banyak pihak yang khawatir Korsel bakal kekurangan bahkan kehabisan Adokter bedah dalam beberapa tahun ke depan.
Kalau dokter bedah makin sedikit, maka nyawa masyarakat yang membutuhkan akan menjadi taruhannya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: