Jumat, 22 NOVEMBER 2024 • 20:00 WIB

4 Peneliti Perempuan Indonesia Buat Inovasi untuk Masa Depan Lebih Baik, Tingkatkan Gizi hingga Pengelolaan Limbah

Author

Peneliti perempuan Indonesia ciptakan inovasi untuk masa depan.

INDOZONE.ID - Perempuan Indonesia terus menunjukkan keunggulan mereka dalam ilmu pengetahuan dan penelitian. Berbagai tantangan besar seperti stunting, krisis energi, dan mitigasi bencana kini dijawab melalui riset-riset inovatif yang dilakukan oleh para ilmuwan perempuan.

Program For Women in Science (FWIS) yang diinisiasi oleh L’Oréal dan UNESCO hadir untuk mendukung dan mengakui kontribusi luar biasa ini, memberikan penghargaan dan pendanaan kepada perempuan peneliti berbakat.

Pada tahun 2024, empat perempuan peneliti dari Indonesia berhasil meraih penghargaan FWIS. Mereka membawa gagasan inovatif yang berdampak nyata untuk masyarakat.

Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai kontribusi mereka:

1. Della Rahmawati: Meningkatkan Gizi dengan Inovasi Lokal

Della Rahmawati adalah seorang dosen di Universitas Swiss German yang berfokus pada penelitian pangan berbasis bahan alami lokal. Ia mengembangkan produk bernama Kelakai-Tempe Nori, taburan nori berbahan daun kelakai dan tempe non-kedelai.

Daun kelakai, tanaman khas Kalimantan, kaya akan zat besi, sementara tempe non-kedelai menyediakan protein yang mudah dicerna. Melalui inovasi ini, Della berharap dapat membantu mengatasi masalah stunting, terutama pada ibu hamil dan anak-anak.

Inspirasi produk ini berasal dari furikake Jepang, dengan modifikasi agar sesuai dengan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Penelitiannya melibatkan kolaborasi internasional, termasuk dengan Hokkaido University dan Osaka University di Jepang, serta dukungan dari lembaga lokal. Penelitian ini tidak hanya bermanfaat secara kesehatan, tetapi juga memanfaatkan potensi tanaman lokal untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Peran Dewi Sartika untuk Pendidikan Perempuan Indonesia Melalui Sakola Kautamaan Isteri

2. Rachma Wikandari: Limbah Kedelai Menjadi Superfood

Rachma Wikandari, dosen Universitas Gadjah Mada, memanfaatkan limbah kedelai dari pabrik tempe untuk menciptakan mikoprotein berbasis jamur tempe. Penelitian ini bertujuan menghasilkan alternatif protein nabati yang tinggi gizi dan mendukung ekonomi sirkular. Mikoprotein yang dikembangkan Rachma juga diperkaya dengan mineral esensial seperti zat besi, menjadikannya pilihan ideal untuk diet vegan yang sehat dan berkelanjutan.

Keunggulan jamur tempe sebagai bahan penelitian adalah kemampuannya tumbuh dengan cepat, membutuhkan lahan yang minimal, dan mudah dibudidayakan. Inovasi ini tidak hanya menawarkan solusi pangan berkelanjutan tetapi juga mendukung pengelolaan limbah industri pangan di Indonesia.

Rachma telah mendapatkan pengakuan internasional atas kontribusinya, termasuk penghargaan Young Scientist Award dari organisasi internasional dan nasional.

3. Prasanti Widyasih Sarli: Inovasi Bangunan Tahan Bencana

Dosen Institut Teknologi Bandung, Prasanti Widyasih Sarli, fokus pada mitigasi bencana melalui teknologi kecerdasan buatan (AI). Penelitiannya bertujuan untuk meningkatkan ketahanan bangunan terhadap gempa bumi, yang sering menjadi penyebab utama banyaknya korban jiwa di Indonesia.

Ia mengembangkan aplikasi berbasis AI untuk menganalisis kerentanan bangunan dengan cepat dan efisien, sehingga dapat digunakan untuk merancang struktur yang lebih aman.

Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi biaya survei, menyediakan data akurat bagi perencanaan kota, dan membantu masyarakat di daerah berpenghasilan rendah untuk memiliki bangunan yang lebih tahan bencana.

Dengan pendekatan ilmiah ini, Prasanti berupaya menciptakan keadilan dan kesetaraan dalam menghadapi risiko bencana.

4. Deliana Dahnum: Biofuel untuk Energi Berkelanjutan

Deliana Dahnum, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengembangkan katalis berbasis Metal-Organic Frameworks (MOFs) untuk menghasilkan bahan bakar terbarukan dari minyak nabati, khususnya kelapa. Penelitiannya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon sekaligus memanfaatkan sumber daya lokal yang sering kali kurang dihargai.

Inovasi ini menciptakan bio-jet fuel yang dapat digunakan dalam penerbangan, memberikan solusi ramah lingkungan untuk sektor transportasi. Dengan riset ini, Deliana tidak hanya membantu menjawab tantangan energi global, tetapi juga mendukung pengembangan ekonomi berbasis sumber daya lokal. Energi terbarukan seperti yang dikembangkan Deliana menjadi bagian penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Keempat perempuan peneliti ini menerima penghargaan FWIS 2024, sebuah program kolaborasi antara L’Oréal dan UNESCO. Setiap pemenang mendapatkan pendanaan riset sebesar Rp100 juta untuk mendukung penelitian mereka. Program ini tidak hanya memberikan pengakuan, tetapi juga membuka akses ke pelatihan global dan jejaring internasional.

Program FWIS telah memberikan dampak luas selama lebih dari dua dekade, mendukung 75 perempuan peneliti Indonesia yang telah menghasilkan ribuan publikasi ilmiah dan melibatkan ratusan peneliti lain. L’Oréal, melalui program ini, menegaskan bahwa ilmu pengetahuan membutuhkan kontribusi perempuan untuk menjawab tantangan global.

Baca Juga: Lawan Pembatasan, Jejak Perempuan Indonesia Perjuangkan Hak Pendidikan di Masa Kolonial

Manfaat dan Inspirasi

Perempuan peneliti memiliki peran penting dalam menghadirkan solusi nyata bagi tantangan bangsa. Karya mereka tidak hanya mendorong kemajuan ilmu pengetahuan tetapi juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Dari gizi hingga energi terbarukan, inovasi mereka membuktikan bahwa perempuan dapat menjadi pelopor perubahan.

Melalui program FWIS, lebih banyak perempuan muda diharapkan terinspirasi untuk terjun ke dunia penelitian. Dengan dukungan berkelanjutan, potensi mereka dapat terus berkembang, menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia dan dunia.

 


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: UNESCO