Jejak perempuan Indonesia perjuangan pendidikan di masa kolonial.
INDOZONE.ID - Perjuangan kaum perempuan Indonesia untuk memperoleh hak pendidikan pada masa penjajahan Belanda menunjukkan kemajuan yang signifikan, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Perjuangan ini dimulai pada awal abad ke-20 dan dipelopori oleh organisasi-organisasi perempuan yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa, termasuk perempuan itu sendiri.
Sebelum tahun 1912, pendidikan bagi perempuan Indonesia sangat terbatas dan hanya diberikan kepada kalangan tertentu, terutama perempuan dari keluarga bangsawan.
Pendidikan yang ada pun cenderung hanya berfokus pada keterampilan rumah tangga dan tidak memberikan kesempatan bagi perempuan untuk memperoleh pendidikan formal yang lebih luas.
Meski demikian, sejumlah perempuan Indonesia mulai menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap pendidikan.
Mereka tidak hanya berjuang untuk memperoleh akses pendidikan bagi diri mereka sendiri, tetapi juga untuk perempuan di seluruh Nusantara.
Perjuangan ini menjadi landasan bagi organisasi-organisasi perempuan yang kemudian muncul untuk memperjuangkan hak pendidikan perempuan.
Baca Juga: Dewi Sartika Pelita Pendidikan Perempuan Jawa Barat, Pendiri 'Sakola Istri'
Pada periode 1912 hingga 1928, organisasi-organisasi perempuan Indonesia mulai aktif memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan.
Salah satu tonggak penting adalah berdirinya Sekolah Kartini pada tahun 1913 yang bertujuan untuk memberikan pendidikan yang lebih baik kepada gadis-gadis Indonesia.
Sekolah ini menjadi simbol kebangkitan perempuan dalam bidang pendidikan dan memberikan pengaruh besar terhadap generasi perempuan selanjutnya.
Pada tahun 1918, pemerintah Belanda juga mendirikan Sekolah Guru (Kweekschool) untuk perempuan di Salatiga.
Sekolah ini memberi peluang bagi perempuan untuk menjadi guru, membuka akses lebih luas bagi perempuan untuk terlibat dalam dunia pendidikan, dan mempercepat kesetaraan gender di dunia pendidikan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: UNEJ Jurnal Pendidikan