Sempat dilarikan ke IGD karena masalah batu empedu, Maia Estianty menjalani operasi hari ini. Kabar tersebut disampaikan langsung oleh putra sulungnya, Al Ghazali.
"Bunda mau operasi batu empedu besok, doain semoga lancar ya," kata Al di akun Instagram pribadinya, Kamis (21/4/2022).
Sebelumnya, musisi dan istri Irwan Mussry itu divonis mengidap Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang berujung dengan adanya penyumbatan di batu empedu.
Baca juga: Sempat Diidap Kiki Fatmala, Apa Penyebab dan Gejala Kanker Paru Stadium 4?
Maia mengaku merasakan nyeri di ulu hati dan sakit saat menelan hingga membuatnya lemas selama beberapa hari.
"Di ulu hati sakit banget, apalagi mau menelan makan itu sakitnya kayak disilet-silet. Aku kalau setiap minum air sakit di kerongkongan sampai ulu hati. Sempat demam. Pokoknya apa pun yang aku makan dan minum, semuanya sakit banget, enggak tahan banget," ujarnya di kanal YouTube MAIA ALELDUL TV, Senin (4/4).
Setelah menjalani perawatan, Maia akhirnya berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam kenalannya, Tjhang Supardjo.
Ia kemudian disarankan untuk menjalani operasi batu empedu. Lantas bagaimana prosedur operasi yang dijalani ibunda Al, El dan Dul itu?
Mengutip dari Mayo Clinic, operasi batu empedu merupakan jenis operasi ringan. Operasi ini tidak memiliki risiko berbahaya, bahkan kamu bisa pulang di hari yang sama jika dokter menghendakinya.
Saat menjalani operasi batu empedu, dokter akan melakukan pembedahan organ dalam untuk mengangkat gumpalan di kandung empedu pasien.
Kandung empedu sendiri merupakan organ yang berbentuk seperti buah pir, berada di bawah hati atau di sebelah kanan atas dari perut.
Proses operasinya dilakukan dengan cara memberikan empat sayatan kecil di bagian perut untuk mengangkat gumpalan tersebut. Aktivitas ini dikenal dengan istilah medis kolesistektomi laparoskopi.
Dalam beberapa kasus, sayatan besar dibutuhkan untuk memudahkan dokter untuk mengeluarkannya. Operasi ini disebut sebagai kolestektomi terbuka.
Alasan harus operasi
Perlu diketahui, kandung empedu merupakan organ kecil yang menyimpan empedu, yakni zat yang membantu tubuh dalam memecah dan menyerap lemak. Sayangnya, kandung empedu bisa menebal dan ini bisa memicu terjadinya penyumbatan.
Penyumbatan ini menghasilkan gumpalan yang disebut batu empedu. Saat batu sudah membesar, kinerja kandung empedu menjadi tidak optimal.
Oleh karena itu, operasi dilakukan untuk menghilangkan batu yang biasanya berukuran sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf.
Sebuah publikasi di US National Library of Medicine memaparkan gumpalan pada empedu yang dibiarkan bisa memicu peradangan akut atau kronis, biasanya disertai dengan gejala mual, muntah, kembung, dan rasa sakit pada perut secara tiba-tiba.
Prosedur operasi batu empedu
Mengutip dari Healthline, ada dua prosedur operasi batu empedu yang biasa dilakukan, yaitu kolesistektomi laparoskopi dan kalesistektomi terbuka.
Dokter akan memilih salah satunya tergantung pada kondisi pasien dan gejala yang dirasakan. Adapun untuk penjelasn keduanya, sebagai berikut:
1. Kolesistektomi laparoskopi
Operasi batu empedu ini dimulai dengan memberikan empat sayatan kecil di perut. Kemudian, alat sejenis kamera kecil akan dimasukkan ke dalamnya melalui salah satu sayatan tersebut.
Proses ini dilakukan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kandung empedu. Melalui layar monitor yang sudah terhubung dengan alat pengintai, dokter akan memonitor dan mengidentifikasi masalah pada kantung empedu.
Setelah itu, alat bedah mulai dimasukkan melalui sayatan yang lain untuk mengangkat batu empedu tersebut. Bila sudah selesai, empat sayatan yang tadi akan kembali disatukan dengan dijahit.
Proses keseluruhan dari kolesistektomi laparoskopi sendiri membutuhkan waktu satu sampai dua jam. Jika dokter khawatir dengan kondisi kandung empedu yang telah dioperasi, kamu akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan ultrasonography (USG) atau sinar-X.
2. Kolesistektomi terbuka
Berbeda dengan prosedur pertama, kolesistektomi terbuka dilakukan dengan membuat satu sayatan di perut bagian kanan, tepatnya di bawah tulang rusuk.
Kemudian dilanjutkan dengan penarikan otot atau jaringan untuk melihat kondisi organ hati dan kandung empedu itu sendiri.
Setelah itu, gumpalan atau batu empedu diangkat dan dikeluarkan. Sama seperti prosedur operasi pertama, kolesistektomi terbuka juga membutuhkan waktu satu hingga dua jam.
Masa pemulihan
Masa pemulihan dari operasi batu empedu tergantung pada prosedur yang telah dijalani.
Bagi pasien yang menjalani prosedur kolesistektomi laparoskopi biasanya diperbolehkan pulang di hari yang sama jika tidak ada komplikasi terhadap gejala lain.
Tetapi bagi pasien yang menjalani prosedur kolesistektomi terbuka, biasanya masa pemulihan memakan waktu yang lebih lama, yaitu dua atau tiga hari perawatan di rumah sakit. Selain itu, masih dibutuhkan waktu empat sampai enam minggu agar kondisi tubuh benar-benar pulih.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: