INDOZONE.ID - Banyak orang tua yang khawatir tentang anak-anak mereka yang mungkin mengalami skoliosis akibat membawa tas berat atau memiliki postur tubuh yang buruk.
Namun, penelitian terbaru dari Rumah Sakit Umum Singapura (SGH) menunjukkan bahwa penyebab skoliosis pada anak ternyata berasal dari otak, bukan postur ataupun beban berat.
Penemuan Penelitian
Menurut studi yang diterbitkan pada Februari 2024 di Clinical Radiology, penelitian tersebut melibatkan 34 peserta, termasuk 16 pasien AIS (Adolescent Idiopathic Scoliosis) atau Skioliosis Remaja Idiopatik dan 18 subjek sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan AIS memiliki asimetri dalam jalur kortikoretikular yang menghubungkan sisi kiri dan kanan batang otak mereka. Selain itu, ditemukan pembesaran atau pembengkakan pons, bagian dari batang otak yang terhubung dengan sumsum tulang belakang.
Skoliosis dan Faktor Risiko
AIS adalah kelainan tulang belakang yang berkembang pada masa kanak-kanak atau remaja, di mana tulang belakang tumbuh dengan lengkungan ke samping menyerupai huruf "S". Gejalanya meliputi bahu, pinggul, dan pinggang yang tidak rata. Meskipun sebagian besar kasus tidak parah dan tidak memburuk hingga dewasa, sekitar 5-10% pasien mengalami skoliosis yang cukup parah untuk menyebabkan kerusakan saraf atau masalah pernapasan.
Baca Juga: Ini Tanda Kalau Anak Menderita Skoliosis yang Orang Tua Harus Tahu
Peran Otak dan Faktor Jenis Kelamin
Jalur kortikoretikular, yang menghubungkan korteks otak dengan batang otak, mengontrol postur dan keseimbangan. Asimetri pada jalur ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan fungsi antara jalur kiri dan kanan, yang akhirnya menyebabkan peningkatan kelengkungan tulang belakang.
Penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan terhadap AIS, yang mungkin terkait dengan kelonggaran ligamen yang membantu proses melahirkan. Namun, belum ada bukti definitif yang mendukung teori ini.
Deteksi dan Pencegahan AIS
Sejauh ini, tidak ada tes yang dapat mendeteksi AIS sebelum dimulai. Penyebab AIS diyakini bersifat genetik, dan sudah ditentukan secara genetik sejak lahir. Beberapa kasus AIS juga memiliki riwayat keluarga yang kuat.
Baca Juga: Anak Berjalan Miring Bisa Jadi Kelainan Skoliosis
Penelitian untuk Pengobatan Masa Depan
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana otak mempengaruhi perkembangan tulang belakang. Namun, temuan ini dapat mengubah cara AIS ditangani di masa depan. Saat ini, fisioterapi skoliosis dapat dilakukan untuk kasus ringan, sementara kasus sedang memerlukan penggunaan korset untuk mencegah memburuknya kondisi. Pada kasus yang parah, dilakukan operasi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyebab skoliosis pada anak-anak lebih berkaitan dengan faktor neurologis atau otak daripada postur tubuh atau beban berat yang mereka bawa. Temuan penelitian ini membuka peluang baru untuk metode pengobatan yang lebih efektif dan pencegahan yang lebih baik di masa depan.
Orang tua dapat lebih memahami bahwa tindakan pencegahan seperti penggunaan tas punggung yang merata dan postur tubuh yang baik tidak terlalu berpengaruh dari yang mereka kira sebelumnya dalam mencegah skoliosis.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com