Jumat, 18 OKTOBER 2024 • 19:00 WIB

Viral Peserta CPNS Tiba-tiba Kaku saat Tes SKD, Kenali Gejala dan Penyebab Psikosomatis

Author

Peserta CPNS di wilayah Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat tiba-tiba kaku saat sedang menjalani tes SKD.

INDOZONE.ID - Dua hari lalu, publik digemparkan oleh insiden mengejutkan dari seorang peserta tes CPNS di Lombok Tengah, NTB, yang tiba-tiba mengalami kondisi kaku dan tidak dapat bergerak.

Melalui unggahan yang dibagikan oleh akun Instagram @folkshitt, memperlihatkan peserta wanita yang mengenakan kemeja putih dan bawahan hitam, tengah duduk dengan posisi tegak di kursinya, lalu pandangan matanya tampak kosong.

Tubuhnya terlihat tidak bisa digerakkan, sehingga sejumlah petugas segera melakukan evakuasi.

Peristiwa ini mengundang perhatian banyak orang, terutama mengenai kemungkinan adanya gangguan psikomatis yang memengaruhi kondisi fisiknya.

Baca Juga: Penyakit Kolera Dikonfirmasi di Lebanon, WHO: Risiko Penyebaran Sangat Tinggi

Apa Itu Psikomatis?

Cegah Risiko Penyakit Psikosomatis

Lantas, apa itu gangguan psikomatis?

Gangguan psikosomatis adalah penyakit fisik yang diduga disebabkan atau diperburuk oleh faktor psikologis seperti stres dan kecemasan.

Pengobatan psikosomatis sendiri terdiri dari dua kata: pikiran (psyche) dan tubuh (soma).

Berdasarkan pengertian di atas, gangguan psikosomatis secara harfiah dapat diartikan sebagai penyakit yang mempengaruhi pikiran dan tubuh.

Pikiran seringkali mempengaruhi tubuh seseorang dan dapat menyebabkan penyakit atau memperburuk penyakit fisik.

Saat merasa takut atau cemas, Anda dapat merasa jantung berdetak kencang, sakit perut dan mual, gemetar (tremor), berkeringat, mulut kering, atau sakit kepala.

Beberapa orang bahkan bisa mengalami ruam hingga kenaikan tekanan darah saat merasa cemas.

Mengapa ini terjadi? Dilansir Patient, gejala fisik ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh, serta pelepasan epinefrin ke dalam aliran darah saat Anda cemas.

Berikut di bawah ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai gangguan psikosomatis, seperti gejala dan penyebabnya, jenis-jenis gangguan, serta dampak bagi kesehatan seseorang.

Gejala dan Penyebab Psikosomatis

Dilansir dari Cleveland Clinic, gejala gangguan psikosomatis bervariasi berdasarkan kondisi fisik yang mendasarinya.

Stres dan kecemasan dapat menyebabkan kambuhnya penyakit, seperti diare, kembung, dan sembelit.

Tanda dan gejala fisik stres secara khusus, meliputi:

1. Nyeri dada atau perasaan seperti jantung berdebar kencang
2. Kelelahan atau kesulitan tidur (insomnia)
3. Sakit kepala dan pusing
4. Gemetar atau tremor
5. Ketegangan otot atau mengatupkan rahang
6. Masalah perut atau pencernaan, termasuk perubahan nafsu makan.

Stres yang dapat menyebabkan gejala emosional dan mental seperti:

1. Merasa kewalahan
2. Kecemasan atau mudah tersinggung
3. Depresi

Beberapa banyak orang dapat menoleransi stres dalam waktu singkat baik secara fisik maupun mental.

Namun, stres kronis atau berat dapat menyebabkan kelelahan bagi tubuh dan pikiran secara alami lebih reaktif.

Perubahan tubuh ini secara bertahap dan berlangsung lebih lama dari seharusnya, hal ini dapat merusak sistem tubuh.

Baca Juga: Retinopati Diabetika Rawan Dialami Pasien Diabetes, Penyakit Apa Ini?

Jenis-jenis Gangguan Psikosomatis

Dalam pengobatan modern, para peneliti memperdebatkan berapa banyak penyakit fisik yang sebenarnya disebabkan oleh stres dan tekanan saja.

Hal ini karena sebagian besar penyakit disebabkan oleh banyak faktor, dan tubuh kita sangatlah kompleks.

Para ahli medis pernah percaya bahwa stres menyebabkan penyakit seperti TBC dan sakit maag. Namun, kemajuan penelitian ilmiah menunjukkan bahwa hal ini tidak benar.

Dampak Gangguan Psikosomatis Bagi Kesehatan

Saat Anda merasa takut atau stres, aktivitas listrik di saraf kranial ke berbagai bagian tubuh Anda meningkat.

Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti jantung berdebar kencang, mual dan muntah, gemetar dan gemetar, berkeringat, mulut kering, nyeri dada, sakit kepala, dan nyeri perut.

Selain itu, stres dan kecemasan diduga menyebabkan pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah dan ke berbagai sistem organ tubuh, sehingga menimbulkan berbagai gejala fisik yang disebutkan di atas.

Namun, kita masih belum memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana pikiran menyebabkan gejala tertentu dan mempengaruhi penyakit fisik, dan diperlukan lebih banyak penelitian.

 

Penulis: Hilwah Nur Puspitawati

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Patient, Instagram/@folkshitt