Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - Sebagai orang tua, mungkin kamu sering melihat bayi atau balita bergerak saat tidur dengan menggeliat, berpindah posisi, atau bahkan tampak seperti terbangun sesaat.
Hal ini sering menimbulkan kekhawatiran saat anak banyak bergerak saat tidur. Menurut para ahli, ada berbagai faktor yang berperan, berikut di antaranya.
Menurut Dr. Madhavi Bharadwaj, seorang dokter anak dari Lifetree Healthcare, pola tidur bayi mengalami perubahan besar setelah usia 5-6 bulan.
Pada tahap ini, bayi mulai mengalami siklus tidur yang berlangsung sekitar 45-60 menit. Setiap transisi antar siklus membutuhkan jeda kecil, yang bisa berupa gerakan tubuh, isapan jempol, atau bahkan suara kecil sebagai cara bayi untuk beradaptasi.
“Transisi ini sering kali memerlukan bantuan seperti menyusui, ditepuk, atau diayun. Namun, orang tua tidak bisa terus-menerus membantu bayi sepanjang malam. Oleh karena itu, bayi secara alami belajar untuk menenangkan diri dan kembali tidur sendiri,” jelas Dr. Bharadwaj.
Misalnya, bayi mungkin bisa menyelesaikan satu siklus tidur secara mandiri, tetapi masih memerlukan bantuan orang tua pada siklus berikutnya.
Inilah sebabnya mengapa anak sering bergerak saat tidur dan bisa terbangun dua kali di malam hari sekali untuk menenangkan diri dan sekali lagi untuk makan.
Baca Juga: Ajarkan Anak Tidur di Kamarnya Sendiri, Tips dan Manfaat untuk Perkembangan si Kecil
Dr. Bharadwaj mengungkapkan ada empat alasan utama di balik gerakan anak saat tidur:
Gerakan saat tidur berkaitan erat dengan perkembangan otak. Ketika bayi belajar keterampilan baru seperti berguling atau merangkak, otaknya akan terus “melatih” keterampilan ini bahkan saat tidur.
Anak sering bergerak saat tidur untuk menyesuaikan posisi tubuh, mengisap jempol, atau menggeliat agar dapat kembali tidur tanpa benar-benar terbangun.
Bayi yang tidur selama 3-4 jam mungkin akan terbangun karena merasa lapar. “Biasanya bayi akan bangun satu kali untuk makan dan satu kali lagi untuk menenangkan diri,” kata Dr. Bharadwaj.
Pada masa pertumbuhan yang pesat, tubuh bayi mengalami banyak perubahan sehingga menyebabkan gerakan anak saat tidur menjadi lebih sering.
Sebuah penelitian tahun 2022 yang diterbitkan dalam Journal of Pediatric Sleep Medicine menemukan bahwa 65% bayi usia 6-12 bulan sering mengalami gerakan saat tidur.
Para peneliti mencatat bahwa pergerakan ini sangat penting dalam perkembangan keterampilan motorik serta membantu anak belajar mengatur pola tidur mereka sendiri.
Penelitian ini juga menekankan bahwa terlalu sering menenangkan bayi dapat menghambat kemampuannya untuk tidur mandiri.
Agar tidur anak lebih tenang dan berkualitas, Dr. Bharadwaj menyarankan beberapa langkah berikut:
Mandikan bayi dengan air hangat, nyanyikan lagu pengantar tidur, atau redupkan lampu sebagai sinyal waktu tidur.
Biarkan bayi rewel selama beberapa menit sebelum menenangkan mereka. “Ini akan membantu mereka belajar mengatasi sendiri,” jelas Dr. Bharadwaj.
Berikan susu sesuai jadwal agar bayi tidak terbiasa bergantung pada makan untuk bisa tidur.
Tepukan pelan atau suara ‘shhh’ bisa membantu bayi kembali tidur tanpa harus diangkat.
Sebagian besar gerakan saat tidur adalah normal, tetapi segera konsultasikan dengan dokter jika anak anda menunjukkan tanda-tanda berikut:
- Menangis keras, berkeringat berlebihan, atau tampak kesakitan saat tidur.
- Gerakan yang kaku atau berulang, yang bisa menjadi tanda gangguan saraf.
- Gangguan tidur yang memengaruhi aktivitas siang hari.
Gerakan anak saat tidur adalah bagian alami dari tumbuh kembang mereka. Seperti yang dijelaskan Dr. Madhavi Bharadwaj, anak bergerak saat tidur karena otaknya sedang berkembang, mereka sedang belajar menenangkan diri, atau mengalami lonjakan pertumbuhan.
Dengan memahami pola tidur bayi dan menerapkan kebiasaan tidur yang sehat, orang tua bisa membantu anak tidur lebih nyenyak tanpa khawatir berlebihan.
Baca Juga: Mau Anak Tidur Nyenyak dan Punya IQ Lebih Tinggi? Coba Konsumsi Ikan
Jadi, jika si kecil sering menggeliat atau berpindah posisi saat tidur, itu mungkin hanya tanda bahwa mereka sedang bertumbuh.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com