Selasa, 25 MARET 2025 • 16:40 WIB

Kelelahan di Kantor Jadi Masalah Serius, Ini Langkah Nyata untuk Mengatasinya

Author

Ilustrasi kelelahan. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Kelelahan di tempat kerja telah menjadi masalah serius dalam lingkungan kerja modern, yang berdampak pada karyawan di berbagai sektor.

Tingginya tingkat stres dan tekanan mental membuat karyawan mudah merasa lelah. Berdasarkan survei dari McKinsey Health Institute, sekitar 59% karyawan di India mengalami gejala kelelahan.

Berbagai penelitian juga mengungkapkan bahwa gejala ini paling sering dialami oleh karyawan muda berusia antara 21 hingga 30 tahun.

Baca Juga: Mengenal Penyebab dan Cara Mengatasi Kelelahan Pramenstruasi: Istirahat yang Cukup!

Bagaimana Kelelahan Kerja Bisa Berisiko Pada Kesejahteraan Karyawan dan Organisasi?

Kelelahan di tempat kerja tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, namun juga bisa berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan fisik, emosional, dan mental akibat stres yang terus-menerus.

Dampaknya terhadap organisasi terlihat dari menurunnya produktivitas dan rendahnya semangat kerja di antara karyawan.

Oleh karena itu, sangat penting bagi departemen Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi masalah kelelahan di lingkungan kerja.

Cara Mengatasi Kelelahan di Kantor

Cara mengatasi kelelahan di kantor. (freepik.com)

Organisasi harus menyediakan fasilitas bagi karyawan supaya mereka merasa tidak terperangkap dalam penjara.

Begitu pun sebaliknya, kebijakan perusahaan harus dibuat senyaman mungkin buat karyawan.

Kebijakan seperti waktu kerja yang fleksibel dan model kerja hybrid bisa membantu karyawan mempertahankan semangat mereka untuk menganggap pekerjaan sebagai kegiatan yang menyenangkan dan bukan sesuatu yang dipaksakan untuk dilakukan demi menjaga bulan-bulan mereka.

Selain itu, perusahaan juga harus mendorong keseimbangan kehidupan dan pekerjaan bagi karyawannya.

Menerapkan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, seperti cuti orang tua atau jadwal liburan yang fleksibel, dapat membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan.

Perusahaan juga perlu membangun budaya yang mendukung kesehatan mental dengan mengurangi stigma dan meningkatkan penerimaan melalui kerja sama dengan profesional kesehatan mental serta menyediakan lokakarya dan program pengembangan secara rutin.

Langkah ini dapat mendorong karyawan untuk menyampaikan kekhawatiran mereka dan merasa didengar oleh manajemen.

Aditi Mittal, Kepala Grup HR di SAVE Solutions, menekankan bahwa mengatasi kelelahan memerlukan pengembangan budaya kerja di mana karyawan merasa didengar, dihargai, dan didukung.

Langkah ini mencakup penerapan Program Bantuan Karyawan (EAP), layanan konseling kesehatan mental, lokakarya pengelolaan stres, dan sesi kesadaran yang terstruktur.

Baca Juga: 7 Manfaat Merendam Kaki dengan Air Es untuk Redakan Stres dan Kelelahan

Inisiatif sederhana seperti jam kerja fleksibel dan hari tanpa perangkat digital secara berkala juga dapat memberikan dampak positif yang signifikan.

Mendorong karyawan untuk beristirahat bukanlah sekadar pilihan, tetapi sebuah keharusan, karena penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang rutin beristirahat cenderung lebih produktif, terlibat, dan tidak mudah mengalami kelelahan.

Departemen HR perlu secara aktif menekankan pentingnya keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, serta memastikan karyawan merasa didukung untuk mengambil waktu istirahat dan memulihkan energi.

Selain itu, membangun komunikasi yang terbuka dan menciptakan rasa aman secara psikologis dalam organisasi dapat memperkuat kepercayaan dan transparansi, sehingga karyawan tetap termotivasi, tangguh, dan berkomitmen.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Onlymyhealth.com