INDOZONE.ID – Kurang tidur menjadi tantangan umum yang dihadapi ibu pascamelahirkan. Mulai dari menenangkan bayi yang terbangun, menyusui, hingga merespons setiap tangisan di malam hari. Hal itu membuat waktu tidur sang ibu sangat terbatas.
Mengurus bayi baru lahir, bahkan balita, adalah pekerjaan yang sangat menuntut secara fisik dan mental. Ketika seluruh perhatian tercurah pada kebutuhan anak, kebutuhan ibu—termasuk tidur—sering kali terabaikan.
Malam tanpa tidur kerap dianggap sebagai hal wajar dalam dunia keibuan, sesuatu yang harus ‘dijalani dengan sabar’. Namun, di balik rasa kantuk dan kehilangan fokus, terdapat dampak serius terhadap kesehatan mental ibu yang enggak boleh diabaikan.
Kurang tidur seharusnya tidak dinormalisasi karena konsekuensinya dapat membahayakan kesehatan si ibu secara keseluruhan.
Dikutip dari Hindustan Times, Psikiater sekaligus CEO dan pendiri Merlin Health, Dr. Tonmoy Sharma, menjelaskan dampak kurang tidur terhadap kesehatan mental ibu pascamelahirkan.
“Keibuan sering kali dirayakan karena kebahagiaannya dan perubahan besar yang dibawanya. Namun, di balik lagu nina bobo dan pencapaian tumbuh kembang anak, ada kenyataan yang banyak wanita alami secara diam-diam, yakni kelelahan luar biasa akibat kurang tidur,” ujar Dr. Tonmoy.
Baca Juga: 5 Perubahan Hidup Setelah Melahirkan Anak Pertama yang Perlu Diketahui
Ia menegaskan, pentingnya menganggap tidur ibu sebagai bagian penting dari perawatan kesehatan yang menyeluruh.
“Kesehatan ibu tidak akan optimal tanpa tidur yang berkualitas dan konsisten,” katanya.
Dampak Kurang Tidur Pada Ibu Pascamelahirkan
Berikut empat dampak utama dari kurang tidur pada ibu pascamelahirkan, yang dipaparkan Dr. Tonmoy Sharma.
1. Tekanan Emosional
- Perubahan emosi setelah melahirkan adalah hal yang lumrah. Namun, kurang tidur secara terus-menerus dapat memperparah reaksi stres.
- Aktivitas harian sederhana seperti memberi makan, menenangkan bayi, atau mengurus rumah bisa terasa sangat berat.
- Ibu yang kekurangan tidur lebih rentan terhadap kecemasan, mudah marah, dan kelelahan emosional.
- Penelitian juga menunjukkan, hubungan kuat antara kurang tidur dan risiko depresi pascapersalinan.
- Ketika tidur terganggu secara konsisten, daya tahan emosional menurun, dan kemampuan untuk merawat anak ikut terdampak.
2. Gangguan Kognitif
- Istilah ‘mom brain’ atau pelupa setelah melahirkan, sering kali merupakan gejala dari gangguan kognitif akibat kurang tidur.
- Lupa, pikiran yang kabur, dan kesulitan mengambil keputusan, kerap terjadi bukan karena ibu tidak peduli, melainkan karena otak bekerja dalam kondisi kelelahan.
- Gangguan ini bisa menghambat rutinitas harian, menurunkan kewaspadaan, serta mengurangi kepercayaan diri dalam mengambil keputusan sebagai orang tua.
3. Kelelahan Fisik
- Tidur sangat penting bagi pemulihan fisik pascamelahirkan. Tanpa istirahat yang cukup, tubuh kesulitan untuk pulih.
- Sakit kepala, nyeri otot, dan mudah sakit adalah keluhan umum dari ibu yang kurang tidur.
- Dalam jangka panjang, kurang tidur kronis bisa meningkatkan risiko hipertensi, obesitas, hingga gangguan metabolisme.
4. Gangguan Ikatan Emosional dan Perawatan Bayi
- Salah satu dampak yang sering terabaikan dari kurang tidur adalah, terganggunya ikatan emosional antara ibu dan anak.
- Ikatan ini membutuhkan kehadiran fisik dan emosional. Jika ibu kelelahan secara fisik dan mental, respons terhadap bayi bisa menjadi dingin atau tidak maksimal.
- Kurang tidur juga meningkatkan risiko kesalahan dalam merawat bayi, seperti melewatkan tanda lapar atau kecelakaan rumah tangga yang sebenarnya bisa dicegah.
Baca Juga: 5 Mitos dan Fakta Depresi Pasca Melahirkan, Benarkah Selalu Diawali dengan Tangisan Berlebihan?
Cara Mengatasi Kurang Tidur Pada Ibu Pascamelahirkan
Dr. Tonmoy juga memberikan beberapa saran praktis untuk membantu mengatasi kurang tidur pada ibu baru.
“Intervensi kecil seperti tidur siang singkat, pembagian tugas malam dengan pasangan atau anggota keluarga, serta pemahaman yang lebih baik tentang pola tidur bayi bisa membawa perubahan besar,” jelasnya.
Ia menambahkan, dukungan terhadap ibu dalam hal waktu istirahat, seperti melalui pembagian tanggung jawab, dukungan komunitas, maupun sistem perawatan pascapersalinan, dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak secara keseluruhan.
Oleh karena itu, kurang tidur bukan sekadar tantangan kecil dalam mengasuh anak, melainkan isu serius yang berdampak luas terhadap kesehatan fisik, mental, dan hubungan ibu dengan anak.
Sehingga, penting bagi lingkungan sekitar untuk lebih peduli dan mendukung ibu agar mendapatkan istirahat yang layak demi kesejahteraan bersama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Hindustan Times