Ilustrasi depresi pasca melahirkan oleh ibu baru. (freepik.com)
INDOZONE.ID - Di balik momen penuh sukacita atas kelahiran bayi, terdapat perasaan yang kurang menyenangkan pada ibu baru. Perasaan ini sering tidak dibahas terutama yang terkait dengan kondisi depresi pasca melahirkan (PPD).
Berikut lima mitos dan fakta depresi depresi pasca melahirkan, benarkah selalu diawali dengan tangisan berlebihan?
Ilustrasi seorang ibu sedang mengalami depresi pasca melahirkan. (freepik.com)
Depresi pasca melahirkan (PPD) adalah kondisi kesehatan mental yang dialami oleh beberapa ibu setelah melahirkan.
Kondisi ini lebih serius daripada baby blues, yang biasanya hanya berlangsung beberapa hari setelah kelahiran.
PPD dapat muncul dalam bentuk perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya disukai, serta perasaan tidak mampu atau tidak layak menjadi ibu.
Gejala ini bisa berlangsung lebih lama dan memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan seorang ibu untuk merawat dirinya sendiri dan bayinya.
Meskipun kondisi ini umum terjadi, banyak ibu yang tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan karena kurangnya pemahaman dan stigma yang terkait dengan PPD.
Baca Juga: Benarkah Makan Buah Membantu Mencegah Depresi di Masa Tua? Ini Penjelasannya
Sering kali, depresi pasca melahirkan disamakan dengan baby blues, padahal keduanya sangat berbeda.
Baby blues biasanya muncul beberapa hari setelah melahirkan dan ditandai dengan perubahan suasana hati yang ringan, kelelahan, dan mudah marah. Kondisi ini umumnya membaik dalam dua minggu.
Namun, depresi pasca melahirkan lebih serius, dengan gejala yang lebih intens dan berlangsung lebih lama, seperti perasaan putus asa, kecemasan yang parah, dan kesulitan menjalin ikatan dengan bayi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Hcahealthcaretoday.com