INDOZONE.ID - Kalau mendengar kata berlian, dalam benak setiap orang langsung terbesit kata mahal. Bukan hanya soal harga, tapi juga status sosial.
Berlian biasanya identik dengan sosok old money, high class, elit dan lain-lain. Ibaratnya sebuah barang berharga yang hanya bisa dibeli maupun dimiliki oleh kalangan orang kaya atau berduit.
Siapapun yang masih tergolong kaum mendang-mending, belum tentu memilikinya. Harganya saja bisa untuk membeli rumah. Tergantung polesan, desain dan tipe logam mulia lain yang menempel pada berlian.
Sekarang berlian bisa sebagai aksesoris mewah, berkelas seperti, kalung, anting, cincin, gelang dan lain-lain. Bukan sekedar berbentuk batu biasa seperti awal ditemukan.
Baca Juga: Artis Dunia Terbius Perhiasan Berlian khas Indonesia saat Melenggang di Eropa
Terlepas dari itu semua, ternyata mahalnya harga berlian ada penyebabnya yang berasal dari masa lampau, namun masih terbawa sampai sekarang.
Apa sih sebab utama harga berlian selalu melejit? Berikut penjelasannya menurut sumber dari YouTube Kamar Jeri.
Sebelum batu mulia yang satu ini dikenal sebagai barang mewah, ternyata di daerah awal mula ditemukan yakni India, berlian disebut sebagai benda suci oleh masyarakat setempat, hanya orang tertentu yang boleh memilikinya.
Benda mewah ini memang sudah ada sejak abad ke-4 SM, tepatnya 2500 tahun lalu di Golconda India. Awal kemunculannya, bersamaan dengan eksistensi perak maupun emas untuk alat tukar atau perdagangan.
Ketika itu, bentuk dari batu mulia ini tidak seindah sekarang, karena mereka masih belum ada ilmu yang memumpuni dalam pemolesan dan pemotongan.
Setelah kedatangan bangsa Eropa untuk menginvasi India, dari situlah awal mula harga batu berkilau tersebut sangat mahal karena dianggap sebagai benda suci.
Bangsa Eropa mulai mengeruk berlian, bahkan terus-menerus menginvasi warga India secara sadis. Setelah itu, batu mulia dibawa balik ke negara asal mereka, lalu menjualnya dengan harga tinggi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube/Kamar Jeri