Rabu, 12 MARET 2025 • 10:10 WIB

Mengenal Istilah Grooming dalam Hubungan: Jenis, Taktik, dan Pencegahannya

Author

  Ilustrasi remaja yang terguncang mentalnya (Unsplash/Brasil2)

INDOZONE.ID - Dunia hiburan internasional sedang dihebohkan dengan skandal antara Kim Soo Hyun dan mendiang Kim Sae Ron saat masih hidup.

Skandal tersebar bahwa Kim Soo Hyun ternyata sudah berkencan dengan Kim Sae Ron sejak 6 tahun yang lalu, saat Kim Sae Ron masih di bawah umur.

Berita ini membuat netizen menyebut Kim Soo Hyun sebagai pelaku child grooming

Melansir Neuro Launch, perilaku grooming merupakan perilaku dimana pelaku menekan korban yang usianya masih di bawah umur dengan rasa percaya dan mengeksploitasi potensi korban sehingga meningkatkan ketergantungan korban pada pelaku.

Perilaku ini terjadi dalam beragam bentuk mulai dari hubungan romantis, lingkungan profesional, hingga di dunia digital.

Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda Asam Lambung Naik saat Puasa dan Cara Menghindarinya

Ada 5 jenis perilaku grooming, antara lain:

  1. Child Grooming, merupakan bentuk yang paling sering terjadi dan dibicarakan masyarakat karena korbannya merupakan anak-anak. Child Grooming adalah situasi dimana orang dewasa membangun hubungan romantis dengan anak dibawah umur dengan tujuan pelecehan seksual dan eksploitasi.
  2. Adult Grooming, biasanya sering dianggap sebagai hal yang biasa saja padahal juga sama pentingnya sebagai kasus grooming. Adult Grooming adalah situasi hubungan antara sesama orang dewasa yang bisa berdampak pada ketergantungan, eksploitasi, dan kekerasan seksual.
  3. Online Grooming, sama seperti dua situasi di atas namun terjadi di dunia maya yakni media sosial.
  4. Organizational Grooming, perilaku grooming yang terjadi di instansi, organisasi, maupun kelompok sosial yang memiliki struktur organisasi. Organizational grooming bisa terjadi di kantor, sekolah, bahkan komunitas religius.

Baca Juga: 6 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh di Musim Pancaroba

Taktik perilaku grooming ditandai dengan beberapa langkah umum, yakni:

  1. Membangun rasa percaya dengan korban
  2. Memisahkan dan mengontrol korban dari teman dan keluarga
  3. Korban mulai menormalisasi perilaku tidak normal karena sudah terbiasa dan tidak sadar akan bahayanya
  4. Memberikan hadiah dan perlakuan spesial kepada korban
  5. Memanipulasi korban agar tidak melapor

Penting bagi kita untuk menyadari perilaku grooming agar tidak menjadi korban atau menyadarkan orang sekitar yang mungkin menjadi korban grooming.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui tanda-tanda korban yang mengalami grooming. Pertanda tersebut antara lain:

  1. Korban mengalami mood-swing atau perasaan yang berubah-ubah dan mempengaruhi orang sekitar
  2. Korban mulai dan semakin menjaga jarak dari keluarga dan teman terdekat
  3. Korban terlihat depresi, gelisah, dan cemas

Beberapa pertanda tersebut bisa saja bukan merupakan korban grooming, namun tetap saja dapat dijadikan acuan untuk memeriksa korban lebih lanjut.

Keluarga, terutama orang tua harus lebih waspada menyadari perubahan perilaku anak, dan memberikan edukasi mengenai grooming, serta menjalin komunikasi yang terbuka dan aman dengan anak.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Neuro Launch