INDOZONE.ID - Jepang merupakan salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah. Hal ini sudah menurun selama 7 tahun berturut-turut. Masalah ini merupakan prioritas utama pemerintah Jepang karena kekhawatiran menyusutnya populasi.
Pemerintah Jepang juga telah mengalokasikan 3,5 triliun yen atau setara dengan Rp374 triliun, untuk perawatan anak dan pendukung orang tua.
Dikarenakan kebijakan tersebut yang belum meningkatkan angka kelahiran, pemerintah Jepang berencana untuk merilis aplikasi kencan.
Baca Juga: 100 Ide Nama Usaha Cemilan Makanan yang Bagus, Unik Banget!
Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah warga usia 18 tahun keatas yang bekerja, tinggal, atau belajar di Tokyo untuk menemukan pasangan hidupnya. Jika aplikasi ini dapat membantu bertemu pasangan, maka tingkat kelahiran juga diharapkan dapat meningkat.
Pemerintah Jepang akan memastikan keamanan pengguna layanan aplikasi kencan ini. Pengguna harus melakukan wawancara secara online untuk mengonfirmasi identitas mereka. Pengguna juga diharuskan menyerahkan bukti status pernikahan dan pendapatan mereka.
Meskipun beberapa warga enggan untuk memberikan informasi pribadi mereka, namun hal ini bukan hal yang baru untuk menyerahkan informasi pribadi kepada pemerintah.
Aplikasi ini akan memanfaatkan AI untuk mencocokkan sepasang pengguna berdasarkan informasi pribadi mereka yang telah diisi melalui kuesioner. Sistem dasar aplikasi ini telah tersedia sejak Desember lalu.
Saat ini aplikasi sedang dalam masa uji coba terbatas dengan versi browser yang bisa diakses oleh pegawai pemerintah dan warga yang mengikuti acara perjodohan pemerintah.
Uji coba tentu perlu dilakukan untuk memberikan versi terbaik saat perilisan resmi aplikasi ini. Feedback dari para pengguna eksklusif digunakan untuk meningkatkan pelayanan kedepannya.
Versi browser juga tampaknya tersedia untuk publik melalui web Tokyo Futari Story. Sementara untuk versi aplikasinya masih menunggu persetujuan distributor aplikasi.
Mendengar berita ini, tentu warga Tokyo banyak yang memberi ulasan. Sayangnya, ulasan yang diterima banyak yang kurang mendukung. Banyak yang beranggapan bahwa pemerintah menghabiskan uang pajak untuk hal yang tidak akan berhasil.
Ada pula warga yang sudah ingin mencoba versi browser namun gagal karena syarat yang menurutnya merepotkan. Ada juga yang menyatakan bahwa pemerintah mencoba menangani penurunan kelahiran namun tanpa menangani penyebabnya, yaitu stabilitas ekonomi dan jam kerja yang tidak normal.
Writer: Ananda Fachreza Lubis
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Tokyo Futari Story