Ilustrasi korban bullying
INDOZONE.ID - Bullying merupakan salah satu perbuatan dimana seseorang atau sekelompok orang menyakiti korbannya, baik secara verbal, psikis maupun fisik.
Umumnya pelaku bullying merupakan orang yang lebih kuat dari korbannya, baik secara fisik, status sosial maupun pengaruhnya. Pembully biasanya bersifat agresif terhadap korbannya dan bersikap seolah-olah ia lebih berkuasa dari korbannya.
Akan tetapi, ada kasus dimana seorang pembully merupakan target sebenarnya dari orang yang dibullynya tersebut. Istilah dalam kejadian tersebut dinamakan reverse bullying.
Reverse bullying, atau perundungan terbalik adalah kejadian dimana korban pembullyan sebenarnya adalah pelaku utamanya dan pelaku pembullyan merupakan korban darinya. Hal ini sering terjadi di sekolah maupun di tempat kerja.
Baca Juga: Pilu! Ayah dari Dokter Aulia Korban Bullying PPDS Undip, Meninggal Dunia di RSCM
Biasanya ia akan berpura-pura mencolok di depan umum seperti bertingkah aneh, pura-pura lemah dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk memancing korban agar tertarik merundungnya.
Ketika ada seseorang yang mencoba untuk merundungnya, maka ia akan pura-pura mengalah agar pembully tersebut meremehkannya. Akan tetapi sebenarnya ia sedang mencari kelemahan dari pembully tersebut.
Setelah membuat pembully tersebut menjadi lengah, ia memanipulasi orang-orang yang dekat dengan pelaku agar mereka menjauhi serta memusuhi pembully tersebut.
Ketika berhasil mengisolasi pembully tersebut dari orang-orang di sekitarnya, barulah ia berubah peran dari korban menjadi pelaku dimana ia berbalik melawan serta merundung pembullynya tersebut tanpa ampun.
Baca Juga: Tak Hanya Fisik dan Verbal, Kenali dan Waspada 6 Tipe Bullying Ini
Reverse bullying umumnya memiliki efek lebih buruk dimana korban akan dianggap bersalah atas perbuatannya tersebut dan pelaku sebenarnya mendapatkan justifikasi (pembenaran) atas perbuatannya tersebut.
Selain itu, korban sebenarnya akan berpotensi dibenci dan dijauhi oleh orang di sekitarnya, karena menganggap itu sebagai karma atau balasan atas perbuatan buruknya tersebut.
Akibatnya, korban akan selalu menyesali perbuatannya dan hal tersebut menjadi bahan bakar dari perundung sebenarnya, agar terus merundungnya tanpa ampun.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Asian Parent