INDOZONE.ID - Di China, semakin banyak pria yang memilih untuk meninggalkan pekerjaan mereka dan beralih menjadi "Bapak Rumah Tangga", sebuah fenomena yang tengah ramai diperbincangkan.
Banyak suami yang memilih untuk meninggalkan pekerjaan dan mengambil peran sebagai pengurus rumah tangga, meskipun norma sosial tradisional masih memandang pria sebagai tulang punggung keluarga.
Dilansir dari The Straits Times, peningkatan jumlah suami yang memilih peran ini berhubungan erat dengan perubahan sosial yang sedang berlangsung di negara tersebut.
Baca Juga: Gemasnya! Koleksi Peralatan Rumah Tangga 100 Tahun Mickey Mouse & Friends
Pan Xingzhi, pendiri platform konseling psikologis daring, menjelaskan bahwa pergeseran ini didorong oleh semakin diakuinya hak-hak perempuan serta akses yang lebih luas ke pendidikan tinggi bagi perempuan.
Dengan lebih banyak perempuan yang berkarier, peran dalam rumah tangga kini semakin fleksibel, memungkinkan suami untuk mengambil alih tanggung jawab domestik.
Bagi banyak pasangan di China, keputusan adanya tren atau fenomena Bapak Rumah Tangga ini juga didasarkan pada alasan ekonomis.
Membiarkan ayah menjadi pengurus rumah tangga sering kali dianggap lebih menguntungkan secara finansial daripada menyewa pengasuh atau asisten rumah tangga.
Langkah ini dinilai lebih efisien dan menguntungkan bagi keluarga yang ingin menekan biaya hidup di tengah peningkatan kebutuhan ekonomi.
Baca Juga: Atasi Perselisihan dalam Rumah Tangga, Posyandu Perlu Sesi Konseling Cegah KDRT
Perubahan sosial ini menandai langkah signifikan dalam tatanan keluarga di China dan menjadi kisah inspiratif yang perlahan mulai menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan modern di mana peran gender menjadi lebih fleksibel.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Straits Times