INDOZONE.ID - Ratusan orang warga Desa Kasiyan Timur, Kecamatan Puger, menggeruduk Pendapa Wahyawibawagraha, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (13/1/2025).
Mereka menuntut Pemerintah Provinsi Jatim bergerak menangani jalan yang rusak parah dari Puger hingga Kecamatan Rambipuji akibat truk yang kelebihan muatan milik dari PT. Semen Imasco Asiatic.
Dari aksi tersebut, dilanjutkan dengan rapat koordinasi antara Bupati Jember Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun).
Bersama dengan Perwakilan Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jatim M. Satib, Ketua DPRD Jember Ahmad Halim, jajaran Forkopimda Jember, dan sejumlah perwakilan dari Kementerian PU, juga Dinas PU Bina Marga Tingkat Pemprov Jatim.
Dari rapat tersebut disepakati beberapa poin hal, untuk menyelesaikan konflik soal kerusakan jalan yang diduga akibat melintasnya truk-truk yang dinilai overload. Milik PT. Semen Imasco Asiatic.
"Terkait adanya kerusakan Jalan di wilayah Puger, sampai ke Balung, ke Kencong, dan sampai ke (Kecamatan) Jombang. Dimana jalur atau jalan ini adalah wilayah (kewenangan) tingkat provinsi. Rapat ini juga mengundang perwakilan pengusaha dari Imasco, dari kelompok masyarakat sekitar, maupun para sopir truk yang terkait dengan terjadinya problem di Jalan Provinsi ini," kata Bupati Jember Hendy Siswanto saat dikonfirmasi usai rapat, Senin (13/1/2025).
"Permasalahannya adalah, angkutan jalan (truk) itu bermuatan kurang lebih 50 ton, sangat beresiko dengan (menyebabkan) terjadinya kerusakan jalan. Juga ada perwakilan dari Pak Pj. Gubernur yang diwakili Asisten 2 dan dari Kadishub Provinsi Jatim juga hadir. Dari PU Provinsi juga hadir," sambungnya.
Selanjutnya dengan persoalan tersebut, kata Hendy, dalam rapat koordinasi tersebut disepakati beberapa poin hal.
Didasarkan dengan Pemprov Jatim pada APBD 2025, menyiapkan anggaran kurang lebih Rp 52 Miliar untuk mengatasi persoalan jalan rusak di wilayah Jember Selatan.
"Dengan Rp 30 Miliar untuk rehab dan pekerjaan (perbaikan) jalannya. Tadi disampaikan juga perbaikan itu untuk 4,8 Km dengan lapisan aspal biasa seperti yang sekarang. Tapi tadi kami sampaikan (saat rapat), jangan dengan lapisan aspal biasa. Tapi gunakan (lapisan) beton," ulasnya.
"Karena jalan ini bukan lagi kelas 1, 2, 3 maupun 4 lagi. Tapi ini jalan khusus. Jadi harus menggunakan (lapisan aspal) konkret. Dimana itu menggunakan (jalan) beton, atasnya menggunakan lapisan aspal," sambungnya.
Namun demikian dengan konsep tersebut, menurut Hendy, jika dilakukan perbaikan jalan. Tidak akan mencapai target 4,5 Km jalan yang diperbaiki.
"Hanya mendapatkan kurang lebih (perbaikan) 2,5 Km. Dimungkinkan ada anggaran bertahap pada tahun berikutnya. Untuk menyelesaikan sisa perbaikan jalan. Karena tadi Alhamdulillah ada Bapak Satib (Perwakilan Komisi D DPRD Provinsi Jatim)," kata Hendy.
Namun demikian, lebih lanjut kata Hendy, untuk mengatasi persoalan pendeknya jarak perbaikan jalan. Juga diupayakan adanya program CSR dari perusahaan PT. Semen Imasco Asiatic.
Dengan konsep Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Artinya pengusaha membiayai dulu perbaikan jalan itu, dan nantinya (diganti) dibayar oleh Pemprov Jatim. Ini masih dalam proses penawaran, masih dibahas dan Imasco ada ketertarikan di sana. Kemudian (sebagai bentuk perhatian). PT. Imasco akan memberikan bantuan dalam bentuk CSR. Yakni untuk perbaikan jalan yang rusak," ucap Hendy.
"Nantinya jalan-jalan itu tidak akan ada lobang, dengan (kolaborasi) dengan teman-teman dari TRC PU Bina Marga, untuk menutup lubang-lubang jalan itu. Setiap hari akan keliling, untuk menutup lubang jalan itu. Upaya ini adalah sebagai bentuk treatment (perbaikan) sementara. Mungkin bisa bertahan 5-6 bulan, didukung cuaca bagus (sembari menunggu proses perbaikan jalan nantinya secara total)," sambungnya menjelaskan.
Terkait sisa anggaran Rp 22 Miliar yang disediakan Pemprov Jatim. Nantinya digunakan untuk perawatan jalan lebih lanjut setelah dilakukan perbaikan.
"Digunakan untuk pemeliharaan, yakni di spot-spot (titik-titik) tertentu. Yakni titik rawan yang memerlukan treatment di sana. Nah itulah Konsep anggaran Rp 52 Miliar yang digunakan untuk perbaikan jalan itu," ucapnya.
Lebih jauh soal penyebab terjadinya kerusakan jalan, yang dituding akibat truk bermuatan berlebih. Kata Hendy, juga diambil kesepakatan, untuk larangan melintas truk bermuatan overload.
"Kemudian solusi dari rapat ini yang terakhir, adalah dilakukan pembatasan muatan truk (Milik PT. Semen Imasco Asiatic). Dengan kesepakatan bersama masyarakat. Diperkenankan menggunakan Dump Truk dengan maksimal bobot 15 ton. Hal ini, salah satu bentuk kepedulian masyarakat. Agar juga para sopir truk itu bisa bekerja. Tapi saya menyampaikan, jangan sampai terjadi pengurangan tenaga kerja atau sopir," ujarnya.
Sementara itu, menurut Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jatim M. Satib dengan adanya rapat koordinasi di Pendapa Wahyawibawagraha Jember. Adalah upaya untuk menanggapi keluhan masyarakat, khususnya di wilayah Jember Selatan.
"Apa yang disampaikan Pak Bupati betul, kita mengundang banyak pihak untuk hearing (rapat dengar pendapat) di Jember. Bersama dengan berbagai pihak. Alhamdulillah pertemuan tadi kondusif, pihak perusahaan bisa memahami keluhan masyarakat. Alhamdulillah kesepakatannya adalah jumlah tonase (dump truk) dibatasi maksimal 15 ton," kata Satib saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Kesepakatan membatasi muatan truk, juga bermaksud untuk menambah umur jalan.
"Kemudian ada komunikasi dari PJ. Gubernur Jatim dengan Kementerian PU. Mungkin nanti ada muncul gagasan agar jalan tingkat provinsi ini naik tingkat menjadi wilayah nasional. Jadi kekuatan badan jalan ini bertambah bisa di atas 15 ton," ucapnya.
Lebih lanjut kata legislator Gerindra ini, soal anggaran dari Pemprov Jatim sebesar Rp 52 Miliar. Itu juga bertujuan untuk menangani persoalan kerusakan jalan.
"Soal teknis (lapisan jalan) beton itu memang nanti untuk menguatkan. Tapi nanti akhirnya tidak akan sepanjang dengan hanya jalan beraspal. Untuk soal sisa anggarannya jika kurang, sampai saat ini belum ada bahasan tambahan. Soal keterbatasan anggaran, nantinya diharapkan bisa mengurangi lubang-lubang jalan yang ada. Juga kami berharap dari pihak Imasco agar mengeluarkan CSR nya. Agar nanti bisa membantu pemprov dalam rangka perbaikan dan peningkatan jalan," ulasnya.
Soal CSR yang juga diharapkan bisa menjadi perhatian dari PT. Semen Imasco Asiatic. Satib berharap agar jangan sampai terjadi double accounting.
"Sehingga dipisahkan, mana anggaran dari pemerintah dan mana yang dari CSR perusahaan. Ketika di pisah, nanti di sisi mana CSR nya Imasco, dan dimana posisi dari penggunaan anggaran pemerintah. Ketika ada audit inspektorat ini jelas dan tidak jadi tumpang tindih," jelasnya.
"Langkah paling strategis (agar progres perbaikan jalan terlaksana). Kami dorong untuk Imasco dapatnya melakukan KPBU. Sehingga jika nantinya jalan ini dibeton kan Imasco usahanya di bidang semen. Jadi kan sudah sesuai itu. Ketika sudah selesai, komitmen nantinya dari Pemprov Jatim bisa nyicil (membayar) biaya untuk yang dikeluarkan dari perbaikan jalan itu. Itu hasil rapat dan tawaran tadi, kami (DPRD Jatim) siap mengawal," imbuhnya.
Perlu diketahui, beberapa hari sebelumnya sempat terjadi aksi blokade jalan di jalur wilayah selatan Jember itu.
Sempat juga menyebabkan antrian panjang truk bermuatan bahan baku membuat semen. Karena tidak diperkenankan melintas masuk ke Pabrik PT. Semen Imasco Asiatic.