Ilustrasi keluarga di dalam rumah. (Freepik)
Sudah sebulan lebih para keluarga menghabiskan banyak waktu di rumah. Hal ini tentunya membawa perubahan besar karena ada perbedaan rutinitas. Kerja dan sekolah kini dilakukan dari rumah. Orang tua dan anak bisa dikatakan terus bersama dalam kurun waktu 24 jam.
Tak bisa dipungkiri, perubahan rutinitas ini bisa mengakibatkan stres. Orang tua yang bekerja dituntut untuk mendampingi anak ketika belajar dan mengerjakan soal-soal dari guru. Padahal bisa jadi ada deadline pekerjaan yang menumpuk. Belum lagi bila ada pekerjaan rumah domestik yang harus dilakukan.
Tentunya hal ini bukan sesuatu yang mudah. Menurut psikolog Irma Gustiana A, S.Psi, M.Psi, hal utama yang harus dilakukan keluarga khususnya pasangan suami istri adalah memahami situasi saat ini. Setelah memahami perubahan yang terjadi, mulailah untuk menerima keadaannya.
"Jadi pahami dulu kemudian menerima keadaan bahwa ini adalah sesuatu yang harus dijalankan," kata Irma kepada Indozone saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (22/4/2020).
Tak cukup hanya dengan memahami dan menerima keadaan, pasangan suami istri juga harus menyusun jadwal harian mengenai prioritas kegiatan. Tujuan dari pembuatan jadwal ini adalah agar tidak merasa terbebani dengan berbagai macam target dan pekerjaan yang harus diselesaikan.
Bila memungkinkan, tinjau kembali jadwal tersebut setiap hari setelah selesai beraktivitas sebagai bahan evaluasi.
"Buat juga jadwal parents in charge, jadi siapa yang harus incharge untuk mendampingi dan mengajarkan anak pada hal-hal tertentu. Perannya sesuai kemampuan masing-masing. Contohnya untuk masak bersama anak bisa ibu yang in charge, lalu untuk belajar bisa ibu atau ayah yang in charge, dan sebagainya," kata Irma.
Suami istri harus bekerja sama untuk membuat pola bergantian mendampingi anak. Dengan begitu, tidak ada saling menyalahkan atau kesalahpahaman. Selain membuat jadwal, pastikan tetap produktif dalam menjalani hari-hari di rumah agar tidak timbul perasaan negatif.
"Keluarga bisa melakukan kegiatan bersama-sama misalnya berolahraga. Selain itu, selipkan pula jadwal me time untuk diri sendiri. Me time sangat membantu sekali dari segi kenyamanan psikologis," pungkas Irma.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: