Ilustrasi Hari Pers Nasional (unsplash/@michaelfousert)
Penetapan tanggal 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional menorehkan kisah dan sejarah panjang perjuangan insan pers sejak zaman penjajahan.
Hari Pers Nasional memiliki landasan ideal berupa sinergi antar komponen pers, masyarakat, dan pemerintah.
Pers mempunyai peran penting dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa hingga menyebarkan informasi bagi masyarakat.
Memperingati Hari Pers Nasional tanggal 9 Februari tak lengkap jika belum mengetahui asal-usul peringatan tersebut.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut Indozone bagikan sejarah Hari Pers Nasional ditetapkan tanggal 9 Februari dan fakta menariknya.
Kantor berita ANTARA yang didirikan pada tanggal 13 Desember 1937 menjadi cikal bakal lahirnya Pers Indonesia.
Karena pada saat itu, bertepatan dengan diterbitkannya Buletin ANTARA untuk pertama kalinya.
Hal ini menunjukkan bahwa pers digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai alat perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan tahun 1945.
Pendiri kantor berita ANTARA juga merupakan para pemuda pejuang yaitu A.M. Sipahoetar, Mr. Soemanang, Adam Malik, dan Pandoe Kartawigoena.
Jepang yang tengah menjajah Indonesia, ketika itu memperbolehkan ANTARA menggunakan namanya sendiri.
Namun, sejak 29 Mei 1942, ANTARA diminta mengganti namanya menjadi Yashima yang berarti semesta.
Peringatan Hari Pers Nasional yang jatuh setiap tanggal 9 Februari, ternyata bertepatan dengan hari kelahiran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
PWI merupakan organisasi profesi wartawan pertama di Indonesia, yang berdiri sejak 9 Februari 1946 di Surakarta.
PWI menjembatani perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah, melalui tulisan dan media.
Setelah PWI berdiri, organisasi Serikat Perusahaan Suratkabar yang berubah menjadi Serikat Perusahaan Pers, juga turut dirintis, pada tanggal 8 Juni 1946.
Hari Pers Nasional (HPN) baru diresmikan pemerintah saat masa orde baru dengan kepemimpinan Presiden Soeharto.
Penetapan HPN dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 1985 berdasarkan Keputusan Presiden RI No.5 Tahun 1985.
Namun, sebelum diresmikan, HPN sebenarnya telah menjadi salah satu butir keputusan Kongres ke-28 PWI di Kota Padang, tahun 1978.
Keputusan tersebut bertujuan untuk menetapkan satu hari bersejarah sebagai wujud memperingati peran keberadaan pers secara nasional.
Dewan Pers pun menyetujui kehendak tersebut dan menyampaikannya kepada pemerintah, lalu diresmikan tujuh tahun kemudian.
Raden Mas Djokomono atau Tirto Adhi Soerjo (TAS) ditetapkan sebagai Bapak Pers Nasional karena telah mendirikan surat kabar pribumi pertama, yakni Medan Prijaji pada tahun 1907.
Medan Prijaji terbit dengan bahasa Melayu (bahasa Indonesia) dan seluruh pekerjanya, mulai dari pengasuh, percetakan, penerbitan, dan wartawannya merupakan pribumi Indonesia asli.
Tirto berani menuliskan kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda melalui surat kabar miliknya. Akibatnya, ia pun ditangkap dan disingkirkan ke Pulau Bacan.
Perjuangan Tirto dalam dunia pers membuat ia dikukuhkan sebagai Bapak Pers Nasional oleh pemerintah pada tahun 1973. Tirto juga dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 3 November 2006.
Hari Pers Nasional selalu diperingati dengan berbagai kegiatan menarik setiap tahunnya.
Beberapa di antaranya yakni Konvensi Nasional Media Massa, penyerahan Anugerah Jurnalistik dan Pers, Pameran Pers dan Media, bakti sosial, dan acara hiburan lainnya.
Peringatan HPN yang pertama secara resmi diselenggarakan pada 9 Februari 1985 di Gedung Utama Pekan Raya Jakarta.
Setiap tahunnya, peringatan HPN digelar di kota yang berbeda-beda dengan tema yang berbeda pula.
Perayaan sejarah Hari Pers Nasional menjadi agenda tahunan bagi insan pers untuk menjalin silahturahmi dan mendukung pembangunan bangsa untuk mengamalkan Pancasila.
Nah, itulah sejarah Hari Pers Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 Februari. Jayalah Pers Indonesia!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: