Kategori Berita
Media Network
Minggu, 16 MEI 2021 • 20:51 WIB

Niat, Ketentuan, dan Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal 2021/1442 H (photo/freepik/goinyk)

Syawal adalah nama bulan setelah bulan Ramadan, berdasarkan penanggalan dalam kalender Hijriah.

Di bulan ini, umat Islam dianjurkan mengerjakan puasa Syawal selama enam hari, dimulai dari hari kedua Syawal.

Puasa Syawal 2021/1442 Hijriah dimulai setelah hari raya Idul Fitri, yakni dari tanggal 2 Syawal.

Puasa Syawal hukumnya adalah sunah bagi orang yang tidak memiliki tanggungan puasa wajib, baik qada puasa Ramadhan maupun puasa Nazar.

Berikut ini Indozone bagikan keutamaan puasa Syawal beserta niat puasa Syawal dan ketentuannya.

Keutamaan Puasa Syawal

Keutamaan puasa Syawal (photo/freepik/kat-ka)

Keutamaan puasa Syawal terdapat dalam hadis yang berasal dari Abu Ayyub Al Anshori yang pernah mendengar sabda Nabi Muhammad SAW.

"Barangsiapa telah berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian ia mengikuti puasanya selama enam hari lagi di bulan Syawal, maka sesungguhnya ia seperti telah berpuasa selama satu tahun penuh." (HR. Muslim)

Berdasarkan hadis tersebut, puasa Syawal sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada para umatnya.

Sebab, puasa Syawal membawa keutamaan pahala layaknya berpuasa selama setahun penuh.

Ketentuan Puasa Syawal

Puasa Syawal memiliki ketentuan tersendiri yang menjadikannya istimewa.

Karena, puasa Syawal merupakan puasa sunah yang dilaksanakan setelah puasa wajib Ramadhan.

Berikut ini ketentuan puasa Syawal yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW:

1. Dilakukan Setelah Mengganti Puasa Ramadhan

 

photo/freepik/spukkato

Berbeda dengan puasa sunah lainnya, puasa Syawal boleh dilakukan jika puasa Ramadhan sebelumnya, sudah sempurna.

Dalam arti, jika seorang Muslim memiliki qada atau utang puasa Ramadhan, maka ia wajib menggantinya terlebih dahulu.

Sebab, puasa Ramadhan hukumnya wajib, sehingga harus lebih didahulukan.

Namun, jika telanjur melakukan puasa Syawal dan belum menunaikan tanggungan puasa wajib, maka pahala yang diperoleh tidak seperti puasa setahun sebagaimana yang disebut dalam hadis.

2. Lebih Afdal Dilakukan Secara Berurutan

 

photo/freepik/atlascompany

Puasa Syawal selama enam hari lebih utama dilakukan secara berturut-turut atau mutatabi'ah.

Puasa Syawal juga boleh dilakukan secara terpisah atau mutafarriqah, asal tetap dilaksanakan dalam jumlah enam hari.

"Puasa enam hari di bulan Syawal telah shahih dari Rasulullah SAW. Dan boleh mengerjakannya secara mutatabi'ah (berurutan) atau mutafarriqah (terpisah-pisah) karena Rasullulah SAW menyebutkan puasa Syawal secara mutlak dan tidak disebutkan harus berurutan atau terpisah-pisah. Beliau bersabda: 'Barangsiapa yang puasa Ramadan lalu diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, ia mendapatkan pahala puasa setahun penuh'. (HR Muslim dalam Shahihnya, Majmu' Fatawa wa Maqalah Mutanawwi'ah, 15/391).

3. Boleh Dilakukan Pada Akhir Syawal

 

photo/freepik/user17765284

Puasa Syawal sangat dianjurkan dilakukan pada awal-awal bulan Syawal setelah merayakan Idul Fitri.

Meski begitu, melaksanakan puasa Syawal di akhir bulan Syawal juga diperbolehkan.

Bahkan, jika seorang Muslim yang hendak menjalankan puasa Syawal namun mengalami uzur (halangan), maka ia masih bisa berpuasa Syawal di bulan berikutnya yaitu Zulkaidah.

Namun, pahala melakukan puasa Syawal di bulan Syawal lebih utama dibandingkan bulan lainnya.

4. Boleh Dibatalkan dengan atau Tanpa Uzur

 

photo/freepik/meen-na

Tidak seperti puasa wajib yang harus diganti jika dibatalkan, puasa sunah boleh saja dibatalkan dengan atau tanpa halangan apapun.

Namun, alangkah baiknya jika puasa sunah tetap dilaksanakan hingga selesai, seperti yang telah dijelaskan oleh Syaik Aziz bin Baz:

"Jika puasa tersebut adalah sunah, maka boleh membatalkannya, tidak wajib menyempurnakannya. Ia boleh membatalkannya secara mutlak. Namun, yang lebih utama adalah tidak membatalkannya kecuali karena sebab yang syar'i, semisal karena panas yang terik, atau badan yang lemas, atau ada orang yang mengundang ke pernikahan, atau hal-hal yang memaksa untuk membatalkan puasa lainnya, maka tidak mengapa."

Niat Puasa Syawal

Niat puasa Syawal (photo/freepik/mkitina4)

Sama seperti puasa sunah dan wajib lainnya, puasa Syawal diawali dengan mengucapkan niat puasa Syawal terlebih dahulu.

Adapun bacaan niat puasa Syawal selama enam hari adalah sebagai berikut:

"Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala."

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah Ta'ala."

Bila niat puasa wajib harus diucapkan saat sahur, lain halnya dengan niat puasa sunah yang boleh diucapkan saat pagi atau siang hari.

Dengan syarat, selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berikut ini niat puasa Syawal saat siang hari:

"Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala"

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."


Demikianlah ulasan mengenai niat, ketentuan, dan keutamaan puasa Syawal yang hendaknya diketahui oleh umat Muslim. Selamat menjalankan ibadah puasa Syawal.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Niat, Ketentuan, dan Keutamaan Puasa Syawal

Link berhasil disalin!