Ilustrasi stres bekerja. (Pexels/Energepic.com)
Gaya hidup hustle culture yang membuat seseorang bekerja melebihi waktu normal tengah menjadi tren di kalangan milenial. Padahal, gaya hidup ini membahayakan kesehatan mental dan emosional.
Graheta Rara Purwasono, psikolog dari Riliv mengatakan ada sejumlah dampak buruk dari hustle culture, mulai dari stres berat, kelelahan, bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Sudah banyak kasus kematian yang terjadi akibat hustle culture dalam dunia kerja," kata Graheta dalam keterangan yang diterima Indozone.
Untuk menghindari hustle culture, Graheta membagikan lima kiat mengubah mindset yang bisa kamu terapkan:
Terkadang sebagian orang mendedikasikan hidup untuk bekerja secara totalitas. Kalau berlangsung di luar batas, waktu akan terbuang secara cuma-cuma tanpa sempat memenuhi aktivitas lainnya.
Selesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, tidak perlu berlebihan, lalu gunakan waktu luang selepas bekerja untuk beristirahat. Karena tubuh memiliki batas ketika sudah terasa lelah.
Apapun pencapaian selama bekerja, sewajarnya patut untuk disyukuri. Membandingkan terhadap orang lain hanya menambah rasa iri yang berujung ambisi tanpa memikirkan risiko.
Coba lihat lagi ke belakang, masih banyak orang yang belum tentu bisa mendapatkan pencapaian atas hasil pekerjaan. Mensyukuri pencapaian saat ini membuat kamu lebih bahagia dalam hidup.
Waktu menjadi sangat penting terutama ketika sedang libur dari rutinitas pekerjaan. Gunakan untuk aktivitas pribadi yang bermanfaat, seperti melakukan olahraga, membaca buku, membersihkan rumah, dan sebagainya.
Kehidupan pribadi harus mendapat perhatian agar tidak terbengkalai, dengan begitu kamu akan tambah menghargai diri sendiri.
Belum ada jaminan kalau bekerja keras melebihi waktu normal bisa menjadikan seseorang sukses berkarir. Nyatanya, definisi sukses berbeda-beda berdasarkan tujuan hidup.
Carilah kesuksesan di luar pekerjaan, berbagai pengalaman yang unik telah menanti sebagai pelajar hidup.
BACA JUGA: Ingin Hidup Lebih Bahagia? Ini 5 Tips Self Love untuk Milenial
Masing-masing pekerjaan menyimpan target yang wajib tercapai. Tidak usah menyusahkan diri sendiri demi melampaui takaran beban kerja. Kesehatan tubuh, mental, dan emosional perlu dijaga agar menjalani rutinitas tetap maksimal.
Peduli pada diri sendiri layak diperhatikan untuk meningkatkan kualitas hidup. Seumpama kesehatan mulai terancam, maka bisa berdampak pada penurunan produktivitas dan kinerja.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: