Ilustrasi karyawan kantoran (Pixabay/Jay Yuno)
Selama ini banyak orang yang mengidam-idamkan bisa bekerja sebagai karyawan kantoran. Hal ini bukanlah tanpa sebab. Pasalnya karyawan kantoran kerap dinilai sebagai pekerjaan yang mentereng.
Ya, masyarakat Indonesia memang memiliki stereotype yang sedikit aneh. Misalnya, orang yang tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan dipandang sebelah mata, begitupun dengan orang yang tidak bekerja kantoran.
Jadi sering kali pilihan bekerja di kantor muncul bukan karena keinginan atau mengikuti passion. Melainkan karena gengsi.
Lalu benarkah bekerja sebagai karyawan kantoran menyenangkan?
Mengutip jawaban beberapa orang dari situs Quora ternyata bekerja sebagai karyawan kantoran tidak melulu menyenangkan.
“Gak enak. Ngantuk. Ngopi 2 kali sehari aja masih gak mempan. Duduk terus juga gak sehat. Buat saraf leher juga gak sehat,” kata seorang karyawan yang tinggal di Bandung, Jawa Barat.
Sementara karyawan lain menyebut bekerja di kantor akan menyenangkan jika gaji dan tunjangannya sesuai.
“Semua kondisi 'enak' pada dasarnya relatif dan selalu memiliki syarat dan ketentuan berlaku. Kerja kantoran enak jika gajinya besar, tunjangan oke dan reward sesuai kinerja lancar.”
Belum lagi, tidak sedikit pekerja kantoran yang merasa dirinya dieksploitasi oleh bos perusahaannya. Belum lagi, banyak pula pekerka kantoran yang merasa kebebasannya untuk menikmati hidup menjadi terenggut karena terikat dengan pekerjaan.
Dari jawaban-jawaban itu jelaslah bekerja sebagai karyawan tidak selalu menyenangkan.
Bahkan sebuah survei yang bertajuk 'How Millennials Want to Work and Live,' menyebut pada masa mendatang pekerjaan kantoran tidak lagi diminati. Ada pergeseran pandangan khususnya pada anak-anak muda atau generasi milenial dan Gen Z yang tidak ingin bekerja sebagai karyawan.
Karyawan kantoran dinilai sebagai pekerjaan yang membosankan karena suasana kerja yang monoton, sedikit ruang untuk berkembang hingga tidak seimbang antara porsi pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance).
Selain itu saat ini pun sudah banyak tren yang menyuarakan karyawan kantoran ingin pensiun dini, memiliki usaha sendiri, dan tinggal di desa.
Hal itu dikarenakan hidup tenang tanpa memikirkan tenggat pekerjaan, target, maupun komplain atasan atau pelanggan dinilai sangat menyenangkan.
Baca juga: Manfaat Gaya Hidup Minimalis, Bikin Hari Lebih Nyaman dan Baik untuk Lingkungan
Namun sebaiknya sebelum benar-benar memutuskan untuk pensiun dini ada banyak hal yang mesti kamu siapkan. Mengutip dari Good Living, berikut hal-hal yang wajib kamu siapkan:
1. Kegiatan setelah pensiun
Banyak orang yang ingin pensiun saat usia 45 tahun. Namun tentu saja usia ini masih sangat produktif sehingga akan sangat disayangkan jika setelah pensiun kamu hanya berdiam diri di rumah.
Sebailiknya cari kegiatan yang seuai passion-mu dan lakukan kegiatan itu dengan penuh kesenangan.
2. Perhatiakan jumlah kewajiban yang masih harus diurus
Menyiapkan dana menjadi hal yang terpenting saat memutusna untuk pensiun dini. Oleh sebab itu perhatikanlah apa saja kewajiban dan tanggung jawab yang kamu milki. Misalnya pastikan dana untuk makan dan pendidikan anak cukup. Dan pastikan pula tidak ada utang atau cicilan yang membebani saat kamu pensiun.
3. Gaya hidup baru
Jika kamu memutuskan untuk pensiun dini, maka kamu harus bisa membuat penyesuaian gaya hidup. Jika selama ini kamu terbiasa membeli berbagai barang dengan mengikuti kesenangan hati, maka saat pensiun mulailah untuk menghitung semua pengeluaran dengan matang.
Jangan sampai kamu malah kewalahan karena tidak lagi memiliki pendapatan sebagai penopang hidup.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: