Guru seni tari di SMKN 12 Surabaya, Abing Santoso menyita perhatian khalayak luas dalam beberapa hari terakhir setelah metodenya dalam mengajarkan kesenian kepada muridnya, khususnya seni tari, viral dan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
Abing mulai viral setelah video dimana ia membawakan tari tradisional bersama murid-muridnya di dalam kelas, ditonton oleh banyak orang, termasuk Mendikbud Nadiem Makarim.
Sebagai seorang guru seni, Abing tak hanya sekadar "nyentrik" dalam mengajar. Ia punya visi misi yang lugas terkait bagaimana kesenian harus diajarkan dan dilestarikan.
Ia pun punya cita-cita besar, yakni merawat kesenian tradisional Indonesia agar tidak punah dihantam produk budaya populer. Cita-citanya itu dilandasi oleh kecintaannya yang begitu besar pada kesenian dan kebudayaan.
"Ada cinta yang harus saya hormati selain keluarga, yaitu seni dan budaya indonesia. Semoga mendapat perhatian dan dukungan lebih dan banyak ruang untuk kelestariannya," katanya pada 17 Maret lalu, dikutip Indozone dari unggahan akun Instagram-nya @abing_santoso2961 pada Senin (18/4/2022).
Dalam sejumlah unggahannya di Instagram @abing_santoso2961, Abing selalu menyampaikan pandangannya terkait pembelajaran seni dan budaya, salah satunya adalah perihal pendidikan yang memanusiakan.
"Menarasikan seni dan budaya dengan aksi merupakan metode pendidikan yg menyenangkan. Dimana guru selain memberikan materi ajar, juga berkolaborasi dan berbagi (dol tinuku) dengan murid/siswa-siswi. Peran guru menuntun kodrat siswa untuk menggali potensi yang ada pada diri manusianya. Salam pendidikan yang memanusiakan manusia," katanya.
Di lain kesempatan, Abing menyatakan bahwa melalui model pendidikan menyenangkan, siswa dapat berkreasi dan berinovasi dengan leluasa, yang pada gilirannya akan melahirkan mindset yang kreatif dan solutif dan selalu ingin produktif.
"Hingga siswa menemukan titik yg dia harapkan yaitu sukses dg versinya," katanya.
Abing sendiri berasal dari Blitar, dan saat ini tinggal di Surabaya. Usianya masih 27 tahun.
Di SMKN 12 Surabaya, Abing berstatus sebagai guru honorer. Ia mengaku pernah ditawari mengajar di universitas, namun ia menolak karena jauh.
"Sebenarnya kalau kita ngomong kebudayaan yang mana, arahnya ke mana, itu yang menjadi pertanyaan luas bagi masyarakat. Jadi kita tidak hanya memperkenalkan budaya di kalangan budaya dan seni, tapi yang simpel dan elegan kepada semua orang," katanya.
Menurut Abing, banyak seniman dan pengajar seni, berorientasi agar diapresiasi oleh penikmat seni. Hal itulah, menurutnya, yang membuat kesenian sulit diterima masyarakat.
"Masyarakat itu jadi gak tahu seni itu apa sih. Itu yang harus kita pikirkan," katanya.
Berkat kreativitas Abing, murid-murid di SMKN 12 Surabaya menjadi gembira belajar kesenian. Benih-benih cinta pun mulai tumbuh di benak murid-muridnya, hingga perlahan-lahan, sejumlah kesenian tradisional asal Jawa Timur, seperti Tari Srampat, juga mode Banyuwangi, serta Reog Ponorogo, menjadi terselamatkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: