Pahlawan kemerdekaan (kemsos.go.id)
Kemerdekaan Indonesia tidak diraih dengan mudah. Ada banyak pengorbanan yang telah dilakukan para pahlawan.
Perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia dalam melawan belenggu penjajah, tak hanya tampak pada peperangan.
Berbagai strategi, orasi, hingga partai-partai yang dibentuk untuk mengumpulkan pasukan turut dilakukan para pahlawan kemerdekaan.
Sebenarnya ada banyak pahlawan nasional yang berjuang melawan penjajah demi merebut kemerdekaan Indonesia.
Berikut ini Indozone bagikan beberapa pahlawan kemerdekaan Indonesia yang gugur melawan penjajah, lengkap dengan biografinya.
Mohammad Yamin memiliki peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ia bergabung menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Yamin turut serta merumuskan isi dasar negara yaitu Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Sebelumnya, Yamin juga telah ikut menyusun ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan dalam Kongres Pemuda II.
Sutan Syahrir merupakan pahlawan kemerdekaan yang berjuang dari awal sebelum Indonesia terbebas dari belenggu penjajah.
Ia menggagas berdirinya himpunan pemuda Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) yang menjadi cikal bakal tercetusnya Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Sutan Syahrir juga menjadi orang yang mendesak Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan, tanpa menunggu bantuan Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 14 November 1945, ia diangkat menjadi Perdana Menteri Indonesia yang pertama.
Kiprahnya pun terus berlanjut hingga ke luar negeri, seperti memperjuangkan Indonesia di forum PBB sehingga permasalahan Indonesia menjadi agenda resmi DK PBB.
Sesuai namanya, Jenderal Soedirman merupakan panglima besar pertama Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang berkontribusi dalam meraih kemerdekaan Indonesia.
Ia memulai karier militernya dengan bergabung menjadi anggota Pembela Tanah Air (Peta).
Tak terhitung banyaknya peperangan melawan Jepang, Belanda, dan Sekutu yang dipimpin oleh Soedirman.
Salah satu gerilya yang dilakukan Soedirman yaitu saat Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta.
Ketika pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman justru melakukan perjalanan dan melakukan perlawanan selama tujuh bulan lamanya.
Setelah berhasil membuat Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, Soedirman wafat sebulan kemudian akibat penyakit TBC yang dideritanya.
Tak hanya dikenal sebagai pahlawan kemerdekaan Indonesia, Soekarno juga merupakan proklamator sekaligus Presiden RI yang pertama.
Pada 1925, ia mendirikan dan menjadi Ketua Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung, yaitu Perhimpoenan Pelajar/Mahasiswa yang berjiwa nasionalisme.
Tahun 1927, Soekarno memprakarsai berdirinya Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berani menentang penjajahan Belanda.
Soekarno juga pernah dijatuhi hukuman penjara oleh Pemerintah Hindia Belanda, karena dicurigai melakukan provokasi.
Bahkan, ia kembali ditangkap dan diasingkan di Ende, Flores akibat berbagai upaya yang dilakukannya demi mendapatkan kemerdekaan.
Hingga akhirnya Soekarno menjadi Ketua Panitia Perancang UUD dan Ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Bersama Mohammad Hatta, Soekarno menyatakan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Mohammad Hatta sudah aktif di dunia politik sejak masih muda, khususnya di Partai Nasional Indonesia (PNI).
Karena kegiatan politik tersebut, Hatta ditangkap Belanda dan diasingkan ke Irian Jaya kemudian dipindahkan ke Banda Neira.
Hatta juga menjadi Wakil Ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Ia pernah menimba ilmu di Belanda, tepatnya di Sekolah Tinggi Ekonomi di Totterdam.
Di sana, Hatta menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia dan dipercaya menjadi bendahara merangkap anggota Dewan Redaksi Majalah Hindia Putera (Indonesia Merdeka).
Pada 17 Agustus 1945, Hatta ikut mendampingi Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang telah ia rumuskan sebelumnya.
Ki Hajar Dewantara dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia karena dedikasinya terhadap pendidikan nasional sangat tinggi.
Ia merupakan pelopor kemerdekaan pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda, karena telah mendirikan Perguruan Taman Siswa.
Melalui lembaga pendidikan tersebut, Ki Hajar Dewantara tak hanya memberikan hak pendidikan, melainkan juga berusaha menanamkan rasa kebangsaan di hati anak didik.
Ia juga tak segan-segan mengkritik pemerintah Belanda lewat tulisannya yang berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda).
Akibatnya, Ki Hajar Dewantara dijatuhi hukuman buang di Pulau Bangka. Namun, akhirnya ia menjalani pengasingan di Belanda.
Berkat pengorbanan dan jasa-jasanya, Ki Hajar Dewantara dinobatkan sebagai Menteri Pengajaran (Pendidikan) Indonesia yang pertama.
Kini, tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Begitu pula semboyan ciptaannya, Tut Wuri Handayani menjadi slogan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Raden Ajeng Kartini adalah pahlawan kemerdekaan emansipasi wanita Indonesia yang berjuang agar perempuan mendapatkan pendidikan yang sama seperti laki-laki.
Kartini menganggap bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan wanita sebagai makhluk yang sama, hanya bentuknya yang berbeda.
Oleh karena itu, kedudukan dan kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki tidak boleh dibeda-bedakan.
Kartini mendirikan sekolah bagi gadis-gadis di Jepara. Muridnya hanya sebanyak sembilan orang, terdiri atas kerabat atau teman-temannya.
Pelajaran yang diberikan di sekolah tersebut meliputi menjahit, memasak, menyulam, dan bahasa Jawa.
Pada tahun 1912, sekolah itu berubah nama menjadi Yayasan Kartini dan tersebar di Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan lain sebagainya.
Selain berperan dalam memajukan kaum perempuan melalui pendidikan, Kartini juga sangat menentang poligami dan feodalisme.
Semasa hidupnya, Kartini gemar menulis surat-surat tentang pandangannya terhadap perempuan, yang kini terkumpul dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Itulah biografi pahlawan kemerdekaan Indonesia yang berjuang melawan belenggu penjajah. Semoga bermanfaat!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: