Eni, mantan marketing farmasi jualan bebek. (Z Creators/Eko Primaryanto)
Jika kita perhatikan, akar bambu bukanlah hal yang istimewa. Selama ini hanya menjadi limbah dan digunakan sebagai kayu bakar. Namun di tangan para perajin ini, akar bambu diubah menjadi barang seni yang memiliki nilai ekonomis.
Seperti di tangan Eni Purwanti, warga Desa Jambu Kulon, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Selumnya Eni bekerja sebagai marketing farmasi, kemudian resign dan memilih usaha membuat patung bebek dari akar bambu sejak tahun 2000.
Dan siapa sangka ternyata usaha yang digeluti bersama suami saat ini bisa kian berkembang bahkan sampai menolak orderan karena membludaknya pesanan dan kurangnya SDM yang membantu.
Kerajinan bebek diekspor ke Eropa dan Amerika
Usaha pembuatan kerajinan bebek Eni ternyata menguntungkan hingga masuk pasar ekspor. Bahkan yang memesan bukan hanya dari pasar lokal, namun dari luar negeri seperti Australia, Belanda, Austria, Belgia, Amerika Serikat, Yunani dan lainnya. Untuk pesanan dari dalam negeri biasanya untuk hiasan resto atau hotel.
Bebek akar bambu sendiri difungsikan sebagai hiasan dinding, penghias taman maupun ruangan. Untuk saat ini Eni sedang mengerjakan pesanan dari Australia dengan model bebek Superhero.
Adapun pembuatan sesuai dengan pesanan seperti model bebek minum, bebek berjas, bahkan bebek santaclaus. Untuk harga kerajinan bebek akar bambu ini dijual dengan harga antara Rp10.000 hingga Rp1.000.000 disesuaikan dengan ukuran dan tingkat kerumitan. Dalam sebulan omzet yang didapat bisa mencapai Rp20 juta.
Saat ini pengerjaan dilakukan rumahnya, yang kebetulan berada di samping Jalan Raya Solo-Yogja. Pengerjaan dilakukan 3 orang, dia dibantu suami dan seorang karyawan. Eni sendiri hanya mengerjakan finishing, menghias atau mengambar bebek yang sudah dihaluskan.
Dalam sebulan bisa mengerjakan 500 pesanan yang ukuran standar. Jika ukuran kecil bisa 1.000 pcs. Usaha ini sempat tersendat pada masa pandemi kemarin, kini usaha akar bambu mulai menggeliat kembali.
Meskipun saat ini ada kendala soal kenaikan harga bahan finishing. Bahan baku yang selama ini di datangkan dari Purwodadi, Bojonegoro, dan Gunungkidul saat ini juga mulai sulit didapatkan.
Artikel menarik lainnya:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: