Ilustrasi puisi akrostik (pexels/@lum3n-44775)
Dari sekian banyak jenis puisi, ada satu puisi yang cukup unik, namanya puisi akrostik.
Akrostik berasal dari bahasa Prancis yakni acrostiche dan kata Latin pasca-klasik yaitu acrostichis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akrostik adalah puisi yang dibentuk dari rangkaian huruf yang mengawali dan mengakhiri barisnya.
Maksudnya adalah, puisi akrostik merupakan puisi yang awalan setiap barisnya diambil dari susunan huruf pada judul.
Sebagai contoh, puisi akrostik yang berjudul Bumi, maka baris pertama diawali huruf B, baris kedua diawali huruf U, baris ketiga M, dan baris keempat I.
Sehingga jika dibaca secara vertikal dari atas ke bawah, maka tiap huruf awalan baris puisi, akan sama dengan judulnya.
Agar lebih memahami apa arti dari puisi akrostik, berikut INDOZONE bagikan contoh puisi akrostik di bawah ini:
Hirap sudah warna biru yang membentang indah itu
Untuk kesekian kalinya awan gelap melingkupi
Jejak-jejak kaki perlahan menghilang oleh rintik
Angin kini datang bersama hujan
Nampak terlihat dari pekarangan yang dipenuhi genangan
Senja telah menjadi candu untuk sulit dilupakan
Eloknya nan menawan sang pemilik jingga dalam untaian
Naungan hangat terasa berarti pada kehidupan
Jamuan hati termaktub dalam sunyi setiap hembusan
Arah angin tertulis pesan sebuah harapan
Ayah, maafkan anakmu
Yang telah banyak salah terhadapmu
Aku saat ini merindukanmu dan ingin bertemu
Hanya saja ruang dan waktu tidak merestui itu
Pilar ideologis Indonesia
Akar sejarah peradaban bangsa
Norma kehidupan dalam tata negara
Cita-cita selaras dengan napas jiwa
Asas berperilaku menjunjung tepa selira
Saling menghormati kebebasan beragama
Inginkan persatuan yang ber-Bhineka Tunggal Ika
Lima sila melukiskan rumusannya
Agar terjelma kedamaian sebuana
Jalannya penuh lumpur berbunga
Arus sungainya menderas santai
Tertatih kadang dalam menapaki
Utuh setengah bagian suka duka
Hilang gelisah datang gairah, pun sebaliknya
Cacat kadang serupa sempurna
Ialah rasa yang tiada mendua
Nyaris kalap tenggelam dada
Tentang jatuh cinta dan cinta yang jatuh
Anggaplah ia jalan cacat menuju sempurna rasa
Berlalu waktu terburu-buru
Angan melayang sejenak terbang
Yakin bergeming dalam hati berkeping
Amanat diri tersirat bersama isyarat
Nyata tak urung tiba begitu tertata
Gemerlap dunia sering kali buat terlelap
Pagi arungi siang untuk cerita malam
Enggan rasanya lepaskan keseruan
Temaram senja benamkan dendam
Angkat penat dalam hati berkarat
Nikmati sepi merajut sejuta mimpi
Gada mendera asa untuk jadi tak biasa
Jemari tangan terus menari di atas kertas
Enggan untuk menghentikan aksinya
Jemari tangan terus menulis kisah yang tak bisa dilupakan
Awal kisah yang begitu bahagia
Kenangan pun tak mungkin terlupakan
Andai pertemuan itu tak tercipta
Keluh kesah pun tiada kunjung hentinya
Seperti bintang dan bulan yang selalu menemani malam
Alam semesta mempertemukan kita
Rasa yang tak mungkin bersama
Arti dari pertemuan singkat ini
Setelah pertemuan pasti tercipta perpisahan
Entah bagaimana dapat melupakan
Narasi yang selalu menemani setiap hari
Jangan lupakan pertemuan singkat ini
Aku takkan lupa untuk selamanya
Itulah kumpulan contoh puisi akrostik mulai dari satu bait, dua bait, hingga tiga bait. Semoga bermanfaat, ya!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: