Puisi Idul Fitri (unsplash/@levimeirclancy)
Tak hanya pantun, puisi tentang Hari Raya Idul Fitri juga dapat digunakan untuk menyambut Lebaran.
Puisi Idul Fitri boleh dibagikan dengan sajak yang singkat dan pendek namun penuh dengan makna.
Kalau memilih puisi Hari Raya Idul Fitri yang panjang, pastikan baitnya menyentuh hati.
Dirangkum INDOZONE, berikut kumpulan puisi tentang Hari Raya Idul Fitri yang singkat menyentuh hati, cocok untuk sambut takbir Lebaran.
Agar suasana Lebaran makin terasa, enggak ada salahnya saling memberi puisi Idul Fitri yang disertakan pada parcel atau hampers.
Oleh: Mozes Sosa
Gaung kebesaranMu berkumandang
Alunan nada spiritual sambut kemenangan
Mestinya hati gembira ria
Namun duka yang kerap menerpa
Air mata keluar tanpa diminta
Mungkin saja ada lara yang tak tersapa
Hanya jiwa terdalam yang tahu
Betapa hati kecil bergetar selalu
Dan akhirnya tiba jua
Malam kemenangan yang dibalut kepedihan
Gema takbir yang menggemakan raung tangismu
Aku tak bisa pulang
Rindumu pecah di udara
Memantul di sepanjang jalanan kota
Pada ibu
Pada bapak
Juga semua saudara
Sesakmu adalah sesakku
Pedihmu adalah pedihku
Dan bahku adalah milikmu
Maka dekaplah
Agar luruh tersapu debu
Momen yang sangat dinanti
Oleh seluruh umat muslim
Berbondong-bondong menuju kampung halaman
Dengan harapan bertemu dengan sanak kadang
Berjabat tangan dan bermaaf-maafan
Jangan ada dendam yang tersisa di dada
Bersihkan hati, bersihkan harta
Di hari yang mulia
Setelah berpuasa sebulan lamanya
Hati akan lebih pandai bersabar
Untuk menerima dan memaafkan semua kesalahan
Dan menuju kemenangan yang sebenarnya
Baca Juga: Lafadz Takbir Idul Fitri Lengkap dengan Bacaan Latin dan Artinya
Puisi tentang Idul Fitri biasanya menggunakan kata-kata indah yang penuh makna dan menyentuh hati pembacanya.
Seribu maaf
Berhamburan di jalan
Baju baru sarung baru
Bersalam-salaman
Yang jumawa
Yang kuasa bertatap
Dikuntum senyuman
Yang dhuafa beradu nestapa
Mengetuk angkasa
Menanya pahala
Oleh: Lia Rahmah
Ketika hilal telah terlihat
Langit bersuka cita
Burung bernyanyi gembira
Di akhir penantian, lentera menyala
Satu bulan dilalui
Satu bulan yang penuh cobaan
Satu bulan hawa nafsu dibelenggu
Satu bulan yang basahi keringnya hati dengan embun kesabaran
Saat dunia lelap tertidur
Kami bangun sampai menyingsing fajar
Saat panas mulai membakar dahaga
Tak pernah putus zikir menggema
Bukan, bukan menyiksa diri
Bukan pula terpaksa menjalani
Ini tentang kesabaran hati
Sabar yang menuntun pada seberkas cahaya suci
Hari kemenangan datang di segala tiba
Buah dari kesabaran dan hati yang ikhlas menjalani
dalam jiwa yang sempurna menghamba
Jarak terbelah
Masa yang sama
Menghadirkan sekat
Karena lawakan paling laknat
Kita berupaya tabah
Dan menolak pasrah
Kita berusaha tetap gagah
Menahan air mata
Yang seharusnya tumpah
Di paha tua ayah dan bunda
Maaf, jumpa kita
Lewat udara saja
Tahun ini
Supaya momen Lebaran bersama keluarga dan teman dekat makin hangat, kamu bisa membacakan puisi Hari Raya Idul Fitri untuk meresapi makna fitri yang sebenarnya.
Oleh: Robi Sugara
Ketika malam menebarkan angin menjelang fajar
Remang cahaya melapisi langit biru terpancar
Embun menyelimuti takbir bersahutan
Merangkai tasbih kenikmatan iman
Setelah Ramadhan bertandang kini akan pergi
Sinar kemenangan pun memangut diri
Kesucian hati menebari
Agar iman kembali fitri nan suci
Aku terhenyak dalam sadar
Terkadang lidah menajam dalam dahaga, bibir pedas kala bertutur
Mata dan telinga terlena dalam simfoni kebathilan
Selalu menyayat hati setiap insan
Idul Fitri telah menghampiri, kemenangan pun mendekap
Marilah saling membuka pintu maaf
Untuk menyucikan dan menuju kefitrahan
Tak layak jika tak ada kata maaf yang keluar dari ucapan
Minal aidin wal faizin
Oleh: Le Putra Marsyah
Cacat aku pada cinta
Cicak berbunyi sunyi
Peluh hati di peluk pilu
Dikau hati mendikte
Ada bentang panjang sajadah
Sujud kepala hati memohon maaf
Tiada terkira khilaf
Salah nyata memeluk malam
Pada dada yang gersang
Pada pikir yang dangkal
Sesat hati mencari-cari
Rangkai diksi
Ucap zikir
Indah yang penuh harap
Dikau tempat kembali
Pada kekasih singgah menyalin rindu
Sepanjang bulan yang suci
Penuh rahmat
Dilipatgandakan segala amalan ibadah
Engkau seperti menjelma malam lalu siang yang begitu lama dan kadang kala begitu cepat
Padamu jua aku lepas lelahku
Harap untuk kebaikan melangit pada ubun-ubun
Merdeka
Kemenangan
Dan otoritas kembali disanding
Maaf berjuta maaf
Semoga dan semoga
Hina tiada terkira
Harap engkau bersalin cinta
Padamu jua tempat kembali
Oleh: Rahafaf
Hati yang kosong kini terisi
Dengan untaian kata-kata keji
Segala jenis cemooh penuh benci
Bertabur hasad, iri, lagi dengki
Hati yang suci kini ternodai
Oleh berbagai dosa tanpa disadari
Penuh kezaliman tak dapat dipungkiri
Terus mengabaikan hanya demi ego sendiri
Satu momen kita nanti nantikan
Namun sekarang ia melambaikan tangan
Semoga ada bekas pengampunan
Antara kita dengan keagungan Tuhan
Lantas bagaimana dengan kawan?
Keluarga, juga saudara sekalian
Atas apa yang telah terlewatkan
Sudahkah kita saling mengikhlaskan?
Satu bulan mengais rahmatNya
Datanglah hari penuh suka cita
Kembali Fitri mensucikan hati
Maafkan aku yang sering lupa diri
Baca Juga: Contoh Khutbah Idul Fitri Renungan yang Menyentuh Hati
Kedatangan hari nan suci dirayakan di seluruh pelosok negeri. Puisi Idul Fitri singkat bisa mewakili perasaan hati yang senang maupun kehilangan di Lebaran kali ini.
Selamat Lebaran
Untuk kalian yang beruntung bisa merayakannya bersama keluarga
Selamat Lebaran
Untuk kalian yang telat pulang
Selamat Lebaran
Untuk kalian yang terpaksa tidak bisa pulang
Untuk air mata
Yang menetes entah dari mana saat mengumandangkan takbir dan merayakan hari kemenangan bersama yang tercinta
Untuk air mata
Yang menetes tanpa sebab saat mendengar lantunan takbir di tanah rantau
Untuk air mata
Yang entah harus dibuang kemana, atas haru, cinta, dan duka yang terus bertikai di dalam dada
Untuk air mata
Merayakan hari kemenangan bersama tangis sentuhan orang tercinta di alam sana
Dan untuk air mata apa pun
Yang bersumber dari perasaan apa pun, untuk kalian yang berada dimana pun
Mari persembahkan air mata-air mata kita sebagai perwujudan mengagumi betapa Maha Romantisnya Tuhan Kita
Sekalipun dalam benak kita mungkin bertanya
Untuk apa hari kemenangan jika kita masih dijajah kehidupan?
Sekalipun dalam benak kita ingin berkata
Tidak kah mereka sedikit saja bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi kita?
Tetapi suara kita tak kan pernah di dengar siapa pun
Selain Tuhan
Dan untuk itu
Aku menulis untuk segala rasa dan air mata
Bukan hanya tangis bahagia
Tetapi juga untuk tangis luka
Selamat Lebaran
Untuk segala perasaan
Oleh: Hanif Kristianto
Syahdan bagi hamba
Menikmati Lebaran tiba
Selepas setan dibebaskan
Manusia bertepuk tangan
Sama-sama senang
Entah apa yang kegembiraan?
Ini Syawal
Peningkatan di setiap pilihan
Ada yang gas pol bergumul kemaksiatan
Ada yang jaga bara keistiqomahan
Syawal
Ini syahwat awal?
Atau kah syahadatul awal?
Belum lama berselang pengampunan
Tanpa malu hamba-hamba kembali
Ke lingkaran setan yang ajak kedurhakaan
Berhajatan sambil orkesan
Tempat maksiat dibuka lebar-lebar
Profesi haram dijadikan penghidupan
Miras dan narkoba dianggap biasa
Gaul bebas kian bablas
Apakah ini buah liberalisasi kehidupan?
Setitik dosa dianggap biasa
Pada penguasa yang dipundak ada amanah
Setiap Anda adalah penjaga agama
Jadilah harisul Islam
Tutup segala kemaksiatan
Kedepankan amar ma'ruf nahi munkar
Jangan biarkan dosa jadi investasi
Pada manusia yang masih berakal
Ya Allah persaksikanlah
Hamba-hamba-Mu berislam kaffah
Berislam tak sekadar kata
Berislam tak sekadar pengakuan
Berislam tak sekadar pilihan
Karena berislam bukti komitmen kehambaan
Ya Allah tunjuki kami jalan hidayah
Hidarkan dari ajakan musuh-Mu
Setan yang durhaka
Kuatkan dalam merawat taqwa
Berbangga berislam kaffah
Tetap istiqomah di jalan dakwah
Oleh: Nadhir Wardhana
Di saat hilal berganti hilal
Di saat itu hari yang indah
Bulan yang mulia akan pamit pulang
Tak terasa
Senyum tentram itu akan hilang
Tersapu angin Syawal
Pada awal kemeriahan
Untuk menyambut kemenangan
Ya Rahman
Lentera kemenanganMu
Telah menyala di waktu fajar
Ya Rahim
Takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih
Menjatuhkan air mata penduduk tanah
Memancarkan senyuman para pendosa
Menghangatkan seluruh kota
Saat di mana
Ribuan tangan saling berjabat tangan
Beterbangan berbagai kata maaf memaafkan
Berbagi kasih
Demi mendapat cinta abadi sang Ilahi
Itulah kumpulan puisi tentang Hari Raya Idul Fitri yang penuh makna dan menyentuh hati untuk merayakan Lebaran. Semoga bermanfaat!
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: