Sosok Wu Zetian, kaisar wanita Tiongkok satu-satunya dari Dinasti Tang
INDOZONE.ID - Wu Zetian, satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Tiongkok, merupakan figur yang mencatatkan sejarah dengan langkah-langkah proto-feminis di masa yang sangat patriarkal pada abad ke-7.
Kisahnya menantang norma sosial saat itu membawa perubahan besar dalam politik dan masyarakat yang didominasi oleh pria.
Dengan pencapaiannya yang luar biasa, Wu Zetian menjadi ikon kepemimpinan wanita, yang tidak hanya diakui dalam sejarah Tiongkok, tetapi juga menjadi sorotan dalam studi feminisme.
Wu Zetian memulai karier politiknya sebagai selir Kaisar Taizong dan kemudian menikahi putra Taizong, Kaisar Gaozong, setelah wafatnya Taizong.
Ia kemudian naik ke posisi tertinggi sebagai kaisar penuh. Wu Zetian memperkenalkan kebijakan yang memungkinkan wanita untuk berperan lebih besar dalam politik, bahkan mengangkat pejabat wanita di istananya.
Keputusan-keputusan tersebut memberikan dampak signifikan pada status sosial perempuan di Tiongkok.
Baca Juga: Mengenal Sosok Sabina Altynbekova, Bidadari Voli yang Bermain untuk Yoga Falcons di Proliga 2025
Wu Zetian menunjukkan ciri-ciri proto-feminis melalui langkah-langkah konkret dalam mengangkat status sosial dan politik wanita.
Ia menciptakan hukum yang menetapkan bahwa seorang ibu harus diratapi sama seperti ayah dalam kematiannya, suatu tindakan revolusioner yang mengguncang aturan patriarkal saat itu.
Selain itu, ia juga memperkenalkan sistem ujian bagi pejabat militer dan sipil yang dikenal sebagai Ke-Ju, memberikan kesempatan kepada individu berbakat tanpa melihat latar belakang sosial mereka.
Satu-satunya Kaisar Wanita Tiongkok, Wu Zetian yang kontroversial
Wu Zetian memerintah selama Dinasti Tang, abad ke-7 Masehi. Meskipun lingkungan sosial saat itu masih sangat kental dengan diskriminasi gender, Dinasti Tang adalah masa yang relatif lebih terbuka dibandingkan dinasti-dinasti sebelumnya, yang memungkinkan Wu Zetian untuk membawa perubahan-perubahan besar dalam sistem sosial dan politik.
Kepemimpinan Wu Zetian bukan tanpa tantangan. Banyak pejabat pria yang merasa terancam dengan posisinya. Namun, ia juga mendapatkan dukungan dari pejabat-pejabat yang mengakui bakat dan kepemimpinannya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Feminist Thinking In Late Seventh-century China