Mengenal sosok Ban Zhao, cendekiawan perempuan Tiongkok kuno
INDOZONE.ID - Wanita dalam diri masyarakat Tiongkok kuno seringkali dianggap kurang dari laki-laki. Mereka kadang mendapat kesempatan lebih sedikit dalam bidang-bidang struktur pejabat ataupun akademisi zaman lampau.
Namun, walaupun laki-laki mendominasi banyak sektor, tetap saja masih terdapat sosok perempuan yang mampu bersaing. Salah satu sosok itu adalah Ban Zhao.
Ban Zhao (45-116 M) adalah salah satu cendekiawan wanita yang terkenal dalam tulisan sejarah Tiongkok. Ia lahir di keluarga terpandang dari era Dinasti Han Timur.
Ayahnya, Ban Biao, juga merupakan sejarawan terkenal, dan kakaknya, Ban Gu, juga seorang sejarawan dan cendekiawan.
Dengan keluarga yang memiliki minat pada pengetahuan terutama sejarah tak elak turut mempengaruhi Ban Zhao.
Ia menerima pendidikan yang berbeda dari perempuan sebayanya dan zamannya, yaitu kesempatan untuk masuk ke dunia intelektual akademik yang pada masa itu hanya terbuka bagi laki-laki.
Ketika Ban Gu, kakaknya menghembuskan nafas terakhir sebelum menyelesaikan tugas membuat buku sejarah resmi Dinasti Han, Ban Zhao ditunjuk untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Melalui penugasan ini memperlihatkan bahwa kompetensinya bukan sembarangan karena kepercayaan besar yang diberikan kepada Ban Zhao merupakan otoritas kerajaan.
Karyanya ini dikenal sebagai Han Shu atau lebih akrab sebagai Sejarah Dinasti Han. Di sinilah Ban Zhao menunjukkan kemampuan dia dalam menyusun kisah sejarah dan analisis kritis yang menjadi dasar penting hingga berabad-abad kemudian.
Selain karya yang bertema kesejarahan, Ban Zhao juga dikenal melalui karya Nujie atau Admonitions for Women (Nasehat bagi Wanita), yang ditulis dengan tujuan mendidik para wanita.
Didikan utamanya berfokus kepada perihal perilaku moral yang sesuai dengan norma-norma Konfusianisme. Nujie juga berisi arahan bagi wanita agar mampu bersikap rendah hati, patuh, dan menjaga martabat keluarga, serta menjadi ibu dan istri yang baik.
Karya ini dipandang dengan berbeda-beda, ada yang menyatakan bahwa nujie sebagai dukungan terhadap pembatasan peran perempuan. Tapi di sisi lain, Ban Zhao dianggap berusaha memberikan pesan praktis bagi perempuan agar mampu bertahan di dalam struktur sosial patriarki yang keras kala itu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jstor.org