Di era modern, sejarawan seperti Nancy Lee Swann dan Tienchi Martin-Liao mengapresiasi Ban Zhao sebagai sosok yang mampu memberikan inspirasi bagi pendidikan wanita Tiongkok.
Namun seperti kehidupan yang tidak hanya memiliki satu sisi, Ban Zhao juga menerima kritik dari cendekiawan lainnya seperti Chen Dongyuan dan Van Gulik. Mereka menganggapnya sebagai figur yang yang tidak mendukung perjuangan wanita.
Mereka melihat Nujie sebagai panduan yang merantai perempuan dan bahkan meracuni pandangan masyarakat tentang peran perempuan dalam rumah tangga, mempromosikan kepatuhan yang dianggap begitu patriarki.
Pada dekade terakhir ini, karya-karya Ban Zhao kembali mendapat perhatian, baik dari perspektif gender maupun upaya pemaknaan ulang tulisan-tulisanya.
Yu-shih Chen, misalnya, menyatakan bahwa Nujie tidak sepenuhnya berlandaskan pemikiran Konfusian, melainkan menunjukkan pengaruh Daoisme.
Baca Juga: Mengenal Wu Zetian, Kaisar Wanita Pertama Tiongkok yang Menantang Patriarki
Menurut Chen, Ban Zhao menggunakan bahasa yang mengisyaratkan "strategi bertahan hidup" bagi perempuan dalam menjalani hidup yang penuh tantangan kekuatan sosial yang dominan, seperti menghadapi ibu mertua dalam rumah tangga.
Pandangan ini pula dikritik para ahli lain yang berargumen bahwa tafsiran Chen mungkin terlalu berlebihan, mengingat audiens Ban Zhao, yaitu para perempuan kemungkinan besar tidak memiliki latar pendidikan yang cukup untuk memahami pesan yang filosofis tersebut.
Namun, para akademisi masa kini tetap melihat Ban Zhao sebagai simbol bagi berbagai sudut pandang mengenai perempuan di Tiongkok kuno.
Pada akhirnya di abad ke-21, Ban Zhao masih mampu menjadi salah satu tokoh yang menarik perhatian, terutama di kalangan feminis dan peneliti studi gender. Ntah di Tiongkok maupun di Barat tokoh Ban Zhao merupakan figur unik bagi merekap.
Ia bukan hanya tokoh sejarah, tetapi juga simbol dari kompleksitas peran perempuan dalam masyarakat patriarki pada era tersebut. Karyanya, terutama Nujie, terus diperdebatkan dalam konteks bagaimana ia seharusnya dimengerti.
Apakah karya Ban Zhao sebagai cerminan zamannya atau justru sebagai upaya tersembunyi untuk memperkuat posisi perempuan dalam sistem sosial begitu membatasi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jstor.org