Kaki pria ini diamputasi karena pembekuan darah langka. (Newsflash)
Seorang pria Australia yang mengalami pembekuan darah langka setelah tiga minggu menerima vaksin AstraZeneca, harus mengamputasi kakinya.
Pekerja konstruksi Goran D (50) mengatakan pada wartawan bahwa kakinya sangat sakit dan saat meludah mengeluarkan darah.
Dikutip dari The Sun, dia menderita emboli paru dan deep vein thrombosis (DVT) di kaki kanannya.
Emboli paru adalah di mana pembuluh darah di paru-paru tersumbat, biasanya disebabkan oleh bekuan darah dari DVT.
Kondisi ini terjadi hampir tiga minggu setelah menerima suntikan vaksin Covid pertamanya di ibu kota Austria, Wina, pada 19 Februari.
"Saya tidak pernah memiliki masalah, tidak pernah sakit, tidak pernah harus minum pil sampai 13 Maret," kata pria itu.
"Pada 10 Maret, saya demam dan pergi menemui dokter umum. Dia memberi saya obat dan mengatakan itu tidak buruk," sambungnya.
Namun, saat demamnya tidak kunjung reda, Goran mengunjungi klinik.
"Saya meludahkan darah sekali atau dua kali. Para dokter di sana mengatakan itu dari usap hidung dan saya harus pulang lagi," katanya.
Tapi rasa sakit di kakinya menjadi sangat parah pada 13 Maret sehingga istrinya harus memanggil layanan darurat.
"Saya tidak pernah merasakan sakit seperti ini sepanjang hidup saya. Kaki saya berwarna putih, biru dan hitam," kata ayah tiga anak itu.
Pemindaian di Klinik Favoriten mengungkapkan bahwa dia menderita emboli paru dan trombosis.
Goran dioperasi beberapa hari kemudian, sebelum menjalani dua kali operasi lagi di minggu yang sama, untuk setiap operasi berlangsung lima hingga enam jam.
Dia bahkan sempat mengalami koma saat operasi ketiganya.
Dokter kemudian memberikan kabar buruk bahwa kaki bagian bawahnya harus diamputasi. Prosedur ini dilakukan dalam operasi lain selama berjam-jam.
Goran harus menghabiskan sembilan hari dalam perawatan intensif setelah operasi.
Dokter yang menanganinya percaya bahwa emboli paru dan trombosis yang dideritanya terkait langsung dengan suntikan vaksin AstraZeneca.
Pembekuan darah adalah kondisi yang sangat langka yang terjadi setelah divaksin pada sejumlah orang.
Ombudsman Pasien Wina telah membantu Goran mengajukan kompensasi berdasarkan Undang-Undang Kerusakan Vaksinasi.
Ombudsman juga mencari tahu apakah ada malpraktik di pihak lembaga kesehatan mana pun yang terlibat yang akan memberinya hak untuk mendapatkan kompensasi lebih lanjut.
Tidak semua 16 pemohon kompensasi menerima dosis AstraZeneca, dengan setidaknya satu korban yang diketahui, juga dari Wina, mengalami pembekuan darah di otak setelah menerima tusukan Pfizer-BioNTech.
Aplikasi sedang diperiksa oleh Kementerian Kesehatan, lapor Heute.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: