Ilustrasi. (Pexels/Thiago Matos)
Saat mengetahui orang terdekat yang masih remaja mengalami depresi, kamu mungkin bingung dan khawatir salah mengambil langkah untuk membantunya.
Gejala depresi pada remaja sendiri biasanya ditandai dengan lesu, meledak-ledak saat marah, tidak tertarik menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman hingga mulai membicarakan kematian.
Jika gejala-gejala tersebut muncul selama hampir 2 minggu, dapat dipastikan bahwa seorang remaja tersebut mengalami depresi dan butuh penanganan profesional.
Tapi, sebelum dibawa ke profesional, ada hal-hal yang harus kamu lakukan kepada remaja yang mengalami depresi tersebut, yaitu:
Untuk menanyakan keadaannya, cari waktu yang tepat pastikan kondisinya sudah lebih tenang. Sebagai orangtua, ungkapkan apa hal yang membuat kamu khawatir.
Tanyalah pelan-pelan hal apa yang mengganggu pikirannya sampai tidak bersemangat melakukan apa pun.
Baca juga: Sulit Dikenali, Ini Ciri Depresi pada Laki-laki
Ketika ia mulai terbuka, dengarkan saja ceita dan curahan hatinya. Depresi terkadang membuat seseorang merasa seolah-olah membebani orang yang dicintainya.
Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ketika ia sudah mulai terbuka dan menceritakan satu per satu masalahnya. Berikan perhatian penuh dan buatlah dia merasa didengarkan.
Ubah pola hidupnya secara perlahan, misalnya lebih banyak melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi makanan bergizi hingga mengatur ulang wkatu tidur.
Adapun beberapa hal yang bisa kamu lakukan saat menghadapi remaja yang sedang depresi yaitu dengan mengajaknya jalan-jalan setelah menyantap makan malam yang enak.
Sementara itu, yang tidak boleh dilakukan saat menghadapi remaja yang depresi yaitu:
Depresi bukanlah masalah kesehatan mental biasa. Jangn coba-coba memberinya kritikan atau hukuman ketika suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja.
Selain itu, jangan menyalahkannya seolah-olah ia pantas merasakan kesedihan tersebut. Ketimbang menghakiminya, lebih baik bantu mereka menemukan solusi.
Mungkin sangat menyedihkan bila mengetahui anak orang terdekatmu melukai dirinya sendiri benda tajam. Dikutip dari Healthline, melukai diri sendiri tidak selamanya menjurus ke pikiran bunuh diri.
Ketika mendapati anak melukai dirinya, hal pertama yang kamu lakukan biasanya adalah menggeledah kamar mereka dan membuang benda-benda tajam yang dipakai untuk melukai dirinya. Tindakan tersebut justru hanya akan mempermalukannya.
Pertama kali yang harus dilakukan adalah tanyakan kondisinya terlebih dahulu dan ucapkan kata-kata yang menenangkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: