Kategori Berita
Media Network
Kamis, 12 MEI 2022 • 13:18 WIB

OCD Adalah Penyakit Apa? Berikut Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Ilustrasi pengidap OCD (unsplash/@claybanks)

Seiring perkembangan zaman, banyak orang yang sudah mulai melek dengan gangguan kesehatan mental, salah satunya yaitu OCD.

Namun, penyakit OCD tidak bisa ditentukan hanya dengan mengetahui penyebab dan gejala-gejala yang muncul.

Seseorang yang beranggapan dirinya menderita OCD, disarankan menemui dokter untuk pemeriksaan fisik, psikologis, dan laboratorium.

Lantas, sebenarnya apa itu OCD dan bagaimana gejala penyakit ini serta pengobatannya? Simak ulasan Indozone di bawah ini.

Apa Itu OCD?

Apa itu OCD? (unsplash/@claybanks)

OCD adalah kepanjangan dari Obsessive-Compulsive Disorder, yang artinya gangguan obsesif kompulsif dan termasuk sejenis gangguan mental.

Penyakit OCD berpusat pada pikiran, karena penderitanya memiliki pemikiran yang terus-menerus datang (obsesif) sehingga menyebabkan kecemasan.

Akibatnya, penderita OCD akan terdorong melakukan tindakan yang berulang-ulang (kompulsif) untuk mengurangi kecemasan tersebut.

Sebagai contoh, seseorang yang menyentuh permukaan kotor pada umumnya akan mencuci tangan sekali saja.

Namun, pengidap OCD justru bisa mencuci tangan sampai berkali-kali, karena terlalu cemas terhadap kotoran yang menempel di tangannya.

Pikiran dan tindakan tersebut sebenarnya berada di luar kendali, sehingga pengidap tidak berdaya untuk menghentikannya.

Faktor Penyebab OCD

Penyebab OCD (pexels/@mart-production)

Penyebab penyakit OCD sampai sekarang belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang berpotensi mengidap OCD:

  • Genetik. OCD dapat diwariskan secara genetik oleh keluarga, seperti ayah, ibu, dan saudara kandung.
  • Psikologis. Orang yang mudah cemas, perfeksionis, atau gemar menjaga sesuatu tetap bersih dan rapi, rawan menderita OCD.
  • Lingkungan. Mengalami riwayat kekerasan baik fisik, psikis, maupun seksual saat kecil, membuat seseorang berisiko besar menderita OCD.
  • Infeksi. Dalam beberapa kasus, seorang anak juga dapat menderita OCD setelah mengalami infeksi streptokokus.
  • Struktur dan fungsi otak. Pasien OCD menunjukkan adanya perbedaan struktur pada bagian korteks frontal, yang bertugas untuk berpikir, merencanakan, memutuskan, mengontrol emosi dan tubuh, memahami diri sendiri, dan berempati.

Gejala OCD

Gejala OCD (unsplash/@radu_marcusu)

Penderita OCD dapat memiliki gejala obsesif dan kompulsif, atau bahkan gabungan antara keduanya.

Adapun sejumlah gejala OCD yang paling umum terjadi yakni sebagai berikut:

  • Mandi, bersih-bersih, atau mencuci tangan berlebihan dan berulang-ulang.
  • Menolak berjabat tangan atau menyentuh pegangan pintu.
  • Mengurutkan dan menata barang dengan tepat dan cara yang khusus.
  • Memeriksa sesuatu berulang-ulang, misalnya berkali-kali memeriksa pintu yang terkunci.
  • Mengulangi kata-kata, kalimat, atau doa tertentu.
  • Mengumpulkan atau menimbun barang tanpa nilai.
  • Terjebak pada kata-kata, gambar, atau pikiran yang tidak akan hilang dan bahkan mengganggu tidur.
  • Melakukan tugas dalam beberapa kali.
  • Makan dengan urutan spesifik.
  • Berhitung secara kompulsif.

 

Beberapa penderita penyakit OCD juga mengalami gangguan tic secara motorik maupun vokal. 

Tic motorik adalah gerakan yang mendadak, sebentar, dan berulang seperti mata berkedip, wajah meringis, bahu naik, kepala atau bahu menyentak.

Tic vokalis adalah suara yang berulang-ulang seperti suara membersihkan tenggorokan, atau mengendus.

Pengobatan OCD

Pengobatan OCD (pexels/@karolina-grabowska)

Pengobatan OCD dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu terapi obat-obatan dan psikoterapi, atau kombinasi keduanya.

Psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif, merupakan terapi yang efektif untuk penderita OCD, baik dewasa maupun anak-anak. 

Sedangkan obat-obatan yang digunakan adalah golongan serotonin reuptake inhibitors (SRIs) dan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), antara lain:

  • Clomipramine (Anafranil) untuk orang dewasa dan anak-anak 10 tahun ke atas.
  • Fluoxetine (Prozac) untuk orang dewasa dan anak-anak 7 tahun ke atas.
  • Fluvoxamine untuk orang dewasa dan anak-anak 8 tahun ke atas.
  • Paroxetine (Paxil, Pexeva) hanya untuk orang dewasa.
  • Sertraline (Zoloft) untuk dewasa dan anak-anak berusia 6 tahun ke atas.

 

Semua obat tersebut harus dalam pengawasan dokter spesialis kejiwaan, dan tidak dapat dikonsumsi secara bebas.


Demikianlah penjelasan mengenai penyakit OCD adalah gangguan mental, beserta penyebab, gejala, dan pengobatannya. Semoga bermanfaat!

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

OCD Adalah Penyakit Apa? Berikut Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Link berhasil disalin!