Kategori Berita
Media Network
Selasa, 17 MEI 2022 • 09:50 WIB

Medina Zein 'Diseret' ke Rumah Sakit Jiwa, Kenali Gejala Bipolar Akut yang Menyerangnya

Medina Zein, selegram dan pengusaha yang dirawat di RSJ (Instagram/medinazein).

Selebgram sekaligus pengusaha Medina Zein kini dirawat di rumah sakit jiwa (RSJ) kawasan Bandung, Jawa Barat. Wanita kelahiran 23 Mei 1992 itu dikabarkan mengidap gangguan mental, bipolar akut. 

Menurut pihak keluarga, ibu dua anak yang sedang terjerat masalah hukum tersebut telah mengalami gejala bipolar sejak tahun 2016. 

“Sebutulnya dari dulu sejak 2016, gejala-gejalanya sudah saya lihat. Dia selalu kurang tidur dan banyak melamun, meski masih normal. Makanya, saya pernah minta dia untuk berobat,” ucap sang kakek, Sunarya beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, istri Lukman Azhari itu juga sempat membeberkan kondisi kesehatan mentalnya di media sosial.

Medina Zein mengidap bipolar (Instagram/Story/medinazein)

Medina Zein mengaku dia mengidap bipolar tipe II dimana fase yang dialaminya berupa perubahan suasana hati tanpa kendali yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu dia juga mengalami episode hipomania.

Medina Zein mengidap bipolar (Instagram/Story/medinazein)

“Aku didiagnosis bipolar tipe 2. Orang yang didiagnosis bipolar disorder tipe 2 tidak akan mengalami episode mania tetapi episode hipomania,” bebernya. 

Lantas seperti apa gejala dan episode bipolar yang dialami Medina Zein hingga harus dilarikan ke RSJ?

Mengutip dari Hallosehat, bipolar atau bipolar disorder merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem.

Orang yang mengalami kondisi ini akan kesulitan mengontrol emosi yang berakibat terganggunya hubungan sosial dengan orang lain.

Adapun gejala utama bipolar meliputi mania, hipomania, dan depresi. Sekilas hipomania dan mania terdengar sama, tapi keduanya merupakan gejala bipolar yang berbeda.

Perbedaan mania dan hipomania

Perlu diketahui, setiap perubahan suasana yang terjadi pada orang dengan bipolar disebut dengan episode karena terjadi secara bergantian. Setiap episode menunjukkan tiga gejala utama yaitu mania, hipomania, dan juga depresi.

Mengutip dari Medicinenet, mania adalah kondisi gangguan suasana hati yang membuat seseorang merasa sangat bersemangat secara fisik dan mental.

Pengidap bipolar yang mengalami episode ini, akan membuat keputusan yang tidak rasional. Misalnya menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk membeli sesuatu yang sangat mahal. Pasien juga rentan melakukan hal yang sifatnya kekerasan atau pelecehan seksual.

Sementara, hipomania adalah bentuk mania yang lebih ringan atau tidak terlalu ekstrem perubahan suasana hatinya.

Meskipun tidak terlalu ekstrem, orang yang mengalami episode ini tetap akan melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Kondisi ini sulit untuk diketahui, tapi orang-orang di sekitar pasien mampu mengenali perubahan tersebut.

Gejala mania dan hipomania

Gejala mania dan hipomania hampir sama, tapi tingkat kepadarahannya berbeda. Adapun gejala mania sebagai berikut:

  • Muncul perasaan senang berlebihan yang tidak berasalan
  • Berpikir cepat sehingga penilaian dan pengambilan keputusan menjadi buruk
  • Tidak butuh tidur atau istirahat
  • Terlihat sangat gelisah
  • Ucapan tangensial, yaitu berulang kali mengulang topik percakapan yang tidak sesuai

Jika kondisiya parah atau akut, maka gejala yang timbul meliputi:

  • Melihat atau melihat sesuatu yang tidak ada tapi terasa nyata (halusinasi)
  • Tidak bisa membedakan antara imajinasi atau kenyataan (delusi)
  • Merasa berada dalam bahaya

Sementara gejala hipomania di anataranya, meliputi: 

  • Merasa diri sangat bersemangat sehingga lebih aktif dari biasanya
  • Lebih banyak berbicara daripada biasanya
  • Bicara cepat-cepat, tapi tidak nyambung
  • Susah fokus dan konsentrasi

Gejala menunjukkan tipe bipolar yang berbeda

Mengutip dari Healthline, ada empat tipe dasar gangguan bipolar, yaitu bipolar 1, bipolar 2, cyclothymic, dan gangguan bipolar campuran antara ketiganya.

Episode mania sering muncul pada orang dengan bipolar tipe 1. Gejala tersebut biasanya bergantian terjadi dengan episode depresi.

Sementara orang yang mengalami bipolar 2 tidak akan mengalami episode mania, tetapi hipomania. Sering kali orang dengan bipolar 2 didiagnosis sebagai depresi, padahal sebenarnya bukan.

Perawatan yang diberikan

Selama episode mania atau hipomania terjadi, aktivitas sehari-hari bisa sangat terganggu. Karena itu, penderita perlu mendapat perhatian dan perawatan khusus.

Untuk yang mengalami episode mania cukup parah atau akut, pasien harus mendapat perawatan dan pengawasan dari rumah sakit.

Sementara bila masih mengalami hipomania, masih bisa ditangani dengan obat-obatan dan orang-orang di sekitarnya sebab gejalanya tidak terlalu parah. 

Namun bila mengalami gejala bipolar, seperti mania, hipomania, atau depresi secara bergantian dengan waktu sangat cepat, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter atau psikolog. Dengan begitu, pasien bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Ingat, bipolar tidak dapat disembuhkan. Namun, melakukan terapi untuk mengubah gaya hidup, mengikuti pengobatan, dan menghindari pemicu bisa membantu pasien mengurangi keparahan gejala.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Medina Zein 'Diseret' ke Rumah Sakit Jiwa, Kenali Gejala Bipolar Akut yang Menyerangnya

Link berhasil disalin!