Ilustrasi wanita lesu sambil memegang kepala. (Freepik)
Stres dapat dirasakan oleh siapa saja yang bisa ditandai dengan rasa gelisah, marah, frustasi, hingga sulit menenangkan pikiran.
Kondisi ini bisa berbahaya pada kesehatan tubuh karena beresiko meningkatkan tekanan darah, pembuluh darah menyempit, sistem kekebalan tubuh menurun, dan masalah kesehatan lainnya.
"Yang direct (berhubungan secara langsung) sebenarnya tidak ada kaitan antara stres dan stroke. Namun pada beberapa orang stres itu bisa meningkatkan tekanan darah, kalau tekanan naik dan enggak terkontrol bisa saja (terkena stroke). Tapi kalau tekanan darah tidak naik, ya enggak akan stroke juga," jelas dr Setyo Widi Nugroho, SpBS(K) dalam media briefing Eka Hospital di kawasan Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023).
Baca juga: Putri Marino Ogah Habiskan Banyak Uang untuk Perawatan Wajah, Lebih Pilih Pola Hidup Sehat
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan otak agar terhindar dari stres yang akut. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan otak.
Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko terjadi stroke. Untuk itu, penting untuk memodifikasi gaya hideu guna menjaga tekanan darah serendah mungkin.
"Dijaga tekanan darahnya. Kalau tekanan darah tinggi itu, sarafnya jadi jelek itu yang bisa bikin stroke," terang dr Setyo.
Diabetes menjadi faktor risiko terjadinya demensia, sehingga usahakan kadar gula darah dalam tubuh tetap dalam batasan normal.
"Diabetes itu jelek sekali untuk otak dan pembuluh darah," ujar dr Setyo.
Diabetes dapat dicegah dengan makan yang benar, berolahraga secara teratur, dan tetap mempertahankan berat badan ideal. Jika gula darah tetap tinggi, perlu obat-obatan yang diresepkan petugas kesehatan untuk membantu mengontrol.
Baca juga: 7 Rekomendasi Buku Self Improvement: Dari Mengubah Kebiasaan hingga Mengatasi Stres
Kadar kolesterol tinggi atau yang dikenal dengan hiperlipidemia dapat memperburuk kinerja otak. Oleh karenanya, penting untuk melakukan diet sehat, pengendalian berat badan, dan berolahraga.
"Hiperlipidemia itu bikin plak pada saraf dan enggak bagus," beber dokter yang juga Kepala Departemen Bedah Saraf RSCM.
Dokter Setyo mengimbau agar tetap menjaga pola hidup sehat dan memperhatikan kondisi kesehatan. Apabila mengeluhkan gejala sakit kepala berkepanjangan, sebaiknya segera melakukan kontrol ke dokter.
"Kalau sakit saraf jangan ditunda-tunda. Paling sering itu sakit kepala berhari-hari, itu minum panadol enggak sembuh-sembuh, bisa saja hipertensi. Kalau sakit, terutama terus-terusan, harus dicari penyebabnya," imbaunya.
Untuk menjaga dan mengontrol kesehatan otak, diperlukan pengecekkan sedini mungkin. Hal ini dilakukan untuk melihat adanya potensi tumor pada otak, terutama ketika sudah memasuki usia 60 tahun.
"Screening bisa dengan MRI jadi bisa melakukan pemeriksaan pada kondisi tertentu, sehingga bisa ditemukan jika ada tumor kecil sebelum menimbulkan gejala," pungkas dr Setyo.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: