Kisah Ahmad Juwanto Pria Obesitas Berbobot 200 Kg, Cuma Bisa Terbaring di Rumah dan Terpaksa Putus Sekolah
INDOZONE.ID - Seorang pria bernama Ahmad Juwanto yang memiliki bobot tubuh 200 kilogram, hanya bisa berbaring dan duduk di rumahnya di Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Pria pengidap obesitas itu tidak bisa beraktivitas seperti teman-teman lainnya, karena bobot tubuhnya yang mencapai 200 kilogram.
Juwanto mengatakan, dirinya sudah mengalami obesitas sejak usia 10 tahun. Dia pun masih bisa beraktivitas normal sampai usia 17 tahun. Baru lah di usia 18 tahun berat tubuhnya naik drastis.
"Sejak umur 10 tahun mulai obesitas. Waktu itu masih bisa beraktivitas sampai umur 17 tahun. Naik drastis umur 18 tahun," ujar Juwanto, seperti dikutip dari ANTARA, Rabu (5/7/2023).
Baca Juga: Inspiratif! Pasangan Obesitas Ini Berhasil Turunkan Berat Badan hingga Puluhan Kilogram
Bobot tubuhnya kini membuat Juwanto sulit berjalan. Sehingga seluruh waktunya dihabiskan dengan berbaring dan duduk di ruang tamu rumahnya.
Keterbatasan ekonomi keluarga, serta obesitas yang dideritanya membuat Juwanto terpaksa putus sekolah.
Setelah sekolah swasta tempat Juwanto belajar tutup karena kekurangan murid, hingga kini Juwanto belum melanjutkan pendidikan ke jenjang kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Ingin Berat Badan Normal
Lebih lanjut, Juwanto mengaku ingin memiliki berat badan yang normal. Apalagi, dirinya bercita-cita menjadi seorang dokter.
"Inginnya badan normal seperti teman-teman. Cita-cita saya ingin jadi dokter agar bisa bantu orang tua sama orang lain," bebernya.
Pernah Dibawa ke Rumah Sakit
Sebelum bobot tubuh Juwanto mencapai 200 kilogram, pihak keluarga sudah pernah membawanya ke sejumlah fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis.
Sudah tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Timur didatangi. Tapi, karena tidak membuahkan hasil dan pihak keluarga terbebani dengan biaya akomodasi, pengobatan pun terpaksa terhenti.
Nenek Juwanto, Lina (54) mengaku tidak mengetahui pasti penyebab obesitas yang diderita Juwanto. Sehingga mereka tidak bisa berbuat banyak untuk memulihkan kondisi pria berusia 19 tahun tersebut.
Menurut Lina, cucunya itu sudah mengalami obesitas sejak duduk di Sekolah Dasar (SD). Bobot tubuh Juwanto semakin bertambah seiring dengan pertambahan usia.
"Memang badannya gede dari kecil sih, dari SD juga sudah besar badannya. Sudah kelihatan gede," ujar Lina.
Baca Juga: Viral Pemakaman Jenazah Obesitas 180 Kg, Diantar Pakai Pick Up, Diturunkan dengan Katrol
Pada Jumat (30/6/2023) lalu, petugas medis dan jajaran Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat ) Jakarta Timur, sempat hendak mengevakuasi Juwanto ke rumah sakit.
Namun, karena pihak keluarga belum mendapat jaminan pembiayaan selama Juwanto menjalani perawatan di rumah sakit dari pemerintah daerah, tawaran tersebut sempat ditolak.
"Nanti soal biaya bagaimana. Dua tahun lalu sudah pernah berobat selama enam bulan, dapat bantuan. Tapi enggak ada perubahan. Cuman dibilang pola makan diatur," tutur Lina.
Pihak keluarga tidak menolak Juwanto dirawat di rumah sakit, asalkan pemerintah menjamin menanggung seluruh biaya pengobatan dan akomodasi, karena keterbatasan ekonomi.
"Sebelum-sebelumnya orang dari puskesmas dan kelurahan datang, tapi kontrol kondisi saja. Kita mau bawa ke rumah sakit juga bagaimana, enggak ada biaya," ungkap Lina.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antara