Rabu, 05 JULI 2023 • 23:17 WIB

Kisah Wahyuni, 12 Tahun Cari Nafkah Jadi Pemulung Sampah demi Sekolah Anak

Author

Ilustrasi pemulung dan anaknya

INDOZONE.ID - Jangan anggap remeh pekerjaan mengumpulkan sampah atau seperti pemulung seperti yang dijalani Wahyuni (45). Tak terasa 12 tahun ia menjadi pengumpul sampah dan membantu perekonomian keluarga.

Setiap hari ia mengumpulkan sampah keliling mulai dari emperan dan toko untuk mengumpulkan sampah. Ia mencari botol-botol bekas, plastik, kardus, dan berbagai jenis sampah lain yang masih memiliki nilai ekonomi dan bisa didaur ulang.

Ia bahkan mengandalkan pekerjaan ini untuk mencari nafkah di samping suami. Sampai ia bisa menyekolahkan putranya dari hasil mengumpulkan sampah.

“Pekerjaan suami yang tidak menentu, membuat kami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta biaya pendidikan anak-anak. Kondisi ini mendorong saya untuk mencari tambahan pemasukan dengan menjadi pengumpul sampah," ujarnya dalam keterangan resmi.

Ia pun sadar menjadi pengumpul sampah risikonya besar bagi kesehatan terutama. Namun ia tetap gigih dan menekuni pekerjaan ini demi menghidupi keluarga.

Baca Juga: Kisah Ahmad Juwanto Pria Obesitas Berbobot 200 Kg, Cuma Bisa Terbaring di Rumah dan Terpaksa Putus Sekolah

"Meski penghasilannya tidak seberapa dan risiko pekerjaannya tinggi tetap saya tetap lakukan agar keluarga bisa makan dan anak-anak bisa sekolah,” ungkap Wahyuni.

Saat awal memulai pekerjaan, kesehatannya bahkan terganggu. Wahyuni kerap mengalami diare berat dan melawan penyakit gatal-gatal. Sungguh pedih!

“Awal mula bekerja sebagai pengumpul sampah, saya sering sakit, mulai dari gatal-gatal, batuk juga diare, kalau sudah begitu ya anak-anak juga pasti tertular," bebernya.

Karena mengumpulkan sampah tanpa menggunakan pelindung, Wahyuni sering mengalami luka luar, tergores benda tajam menyebabkan tangan dan kaki sering kali lecet.

Ilustrasi pemulung

"Kalau sudah seperti itu, biasanya saya biarkan untuk sembuh sendiri karena penghasilan saya juga terkadang tidak cukup,” ujarnya.

Baca Juga: Respect! Pengusaha Arab Ini Bakar Catatan Utang Pelanggannya: Semuanya Sudah Saya Maafkan

Beruntungnya di 2020, Wahyuni mendapat perhatian dari program Inclusive Recycling Indonesia (IRI), yang digagas oleh Danone-AQUA, Danone Ecosystem dan Veolia melalui Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII).

Wahyuni banyak mendapat edukasi kesehatan. Ia pun merasakan manfaatnya saat pandemi Covid-19.

Tim IRI pun mengajarkan cara bekerja yang aman pada masa pandemi yang ringan dan mudah dipahami.

Di saat kami kesulitan untuk mencari masker, karena mahal dan langka, tim IRI memberikan masker untuk kami. Meski sederhana, kami betul – betul merasa terbantu.

"Selain itu, pada saat kami kesulitan mendapatkan penghasilan di masa pandemi, kami juga rutin mendapatkan bantuan sembako dari tim IRI,” papar Wahyuni.

Selain memberikan pemahaman yang lebih baik dari segi kesehatan, Wahyuni juga bisa mengatur keuangannya. Ia diajari menyisihkan penghasilan untuk ditabung.

"Jadi tabungan itu bisa dipakai untuk keperluan di masa depan atau biaya pendidikan anak,” kata Wahyuni.

Baca Juga: Kisah Mujiana, Mantan Kapolsek di Klaten Kini Sukses Bertani Cabai

"Tabungannya bahkan bisa buat membayar sekolah anak saya dan membelikan handphone baru untuk keperluan sekolah," sambungnya.

Sementara itu, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo menjelaskan, kegiatan ini sangat membantu meningkatkan kekuatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Lewat penguatan kelembagaan ekonomi lokal, pembinaan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta dukungan tanpa henti agar perempuan dapat terus berkarya.

“Kami sangat yakin bahwa model ekonomi sirkular merupakan salah satu solusi terbaik dalam mengatasi masalah sampah di Indonesia. Kami berupaya terus melibatkan berbagai pihak terutama perempuan di sektor informal agar dapat ikut berpartisipasi dan merasakan dampak positif dari inisiatif ini," jelas Karyanto.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Press Release

Tags kisah