Senin, 14 AGUSTUS 2023 • 17:21 WIB

Bagaimana Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan?

Author

Pantun hari kemerdekaan Ilustrasi hormat pada bendera Indonesia (unsplash.com)

Seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) tahu bahwa mengamalkan dan memaknai pancasila merupakan hal yang wajib dilakukan.

Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia menjadi pedoman bagi bangsa untuk menjalani kehidupan. Hal ini dilakukan sejak awal kemerdekaan.

Namun, pada masa awal kemerdekaan penerapan pancasila cukup pelik karena beberapa pemberontakan terjadi. Pemberontakan tersebut terjadi sejak tahun 1945 hingga tahun 1959.

Kalau kamu mau tahu bagaimana penerapan pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan, berikut ulasan yang bisa kamu simak!

1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)

Ilustrasi Partai Komunis Indonesia (PKI) (id.pinterest.com)

Pemberontakan pertama yang menjadi tantangan penerapan pancasila di awal kemerdekaan adalah pemberontakan PKI.

Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal pemberontakan yang berlangsung pada 18 September 1948 di Madiun ini.

Pemberontakan yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin dan Muso ini bertujuan untuk mendirikan negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis.

Baca Juga: 20 Contoh Puisi Kemerdekaan, Sarat Makna Perjuangan!

2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

Ilustrasi Darul Islam /Tentara Islam Indonesia (DI/TII) (belajarsosial.com)

Pada periode 7 Agustus 1949, pemberontakan DI/TII terjadi. Pemberontakan ini dilakukan untuk mengganti pancasila sebagai dasar negara dengan syari'at islam.

Pada waktu itu, sempat didirikan Negara Islam Indonesia (NII) atau Darul Islam. Pemberontakan ini dipimpin oleh Marjian Kartosuwiryo selaku politisi muslim.

Pemberontakan ini berhenti ketika Kartosuwiryo ditangkap pada 4 Juni 1962.

3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Ilustrasi Republik Maluku Selatan (RMS) (lydacoatox.blogspot.com)

Pemberontakan yang dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil ini dilakukan dengan tujuan untuk membentuk negara sendiri yang meliputi Pulau Ambon, Buru, dan Seram pada 25 April 1950.

Namun, RMS dikalahkan oleh tentara Indonesia dan berujung pada pengungsian pemerintah RMS ke Seram dan kemudian mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda tahun 1966.

Baca Juga: Apa Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia? Simak Ini!

4. Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan Rakyat Semester (Permesta)

Ilustrasi Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan Rakyat Semester (Permesta) (ikpni.or.id)

Penerapan pancasila sebagai dasar negara pada awal kemerdekaan juga ditantang dengan adanya pemberontakan ini yang bertujuan untuk mengkoreksi pemerintah pusat yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.

Pada saat itu Presiden Soekarno tak bisa diberikan nasihat dalam menjalankan pemerintahan.

Selain itu, pemerintah juga telah dianggap melanggar undang-undang serta pemerintah sangat tersentralisasi yang mengakibatkan pembangunan di daerah menjadi terabaikan dan terjadi ketimpangan sosial.

Baca Juga: 7 Biografi Pahlawan Kemerdekaan Indonesia dalam Melawan Penjajah

5. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

Ilustrasi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) (belajarsosial.com)

APRA menjadi misi yang didirikan oleh Kapten KNIL Raymond Westerling. Pada pemberontakan yang terjadi tanggal 23 Januari 1950 di Bandung ini, berhasil menguasai markas Staf Divisi Siliwangi.

Gerakan ini dibentuk dengan tujuan untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia yang memiliki tentara sendiri bagi negara-negara RIS.

Namun, pada akhirnya pemberontakan ini tetap digagalkan oleh APRIS dengan mengirimkan pasukan dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adanya pemberontakan ini membuat pembubaran RIS lebih cepat dan terbentuklah NKRI pada 17 Agustus 1950.

Itu dia perjalanan bagaimana penerapan pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan. Banyak hal harus dilalui para pejuang, sehingga sebagai warga Indonesia, kita harus menghargai pancasila dengan sebenar-benarnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Berbagai Sumber