Rekor Siswa Bolos Sekolah di Jepang Semakin Terus Meningkat, Benarkah Efek Pandemi dan Intimidasi?
INDOZONE.ID - Sebanyak 299.048 siswa di seluruh Jepang, dari tingkat sekolah dasar hingga menengah pertama, absen selama 30 hari atau lebih dalam tahun ajaran 2022 lalu, seperti yang dikutip The Japan Times.
Hal ini menandakan adanya peningkatan selama 10 tahun berturut-turut, seperti yang disebutkan dari hasil survei yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan beberapa waktu lalu.
Data untuk tahun ajaran yang berakhir pada Maret 2023 menunjukkan peningkatan sebesar 22,1% dari tahun sebelumnya, yang mencerminkan lonjakan lebih dari 20% dalam dua tahun berturut-turut.
Alasan utama yang disebutkan oleh siswa untuk tidak bersekolah adalah "rasa lesu atau kecemasan" terkait kondisi dan situasi di sekolah, yang mencakup 51,8% dari seluruh jawaban yang dikumpulkan.
Baca Juga: Video Wawancara Cewek Jepang yang Sebut Menyewa PSK Tidak Termasuk Kategori Perselingkuhan
Menurut Kementerian Pendidikan, Perubahan persepsi masyarakat terhadap pendidikan telah mengakibatkan semakin banyak orang merasa bahwa kehadiran fisik di sekolah setiap hari tidak lagi menjadi keharusan.
Kementerian juga mencatat bahwa pandemi COVID-19 yang mengakibatkan gaya hidup yang lebih terisolasi secara sosial telah signifikan memengaruhi kehidupan sehari-hari siswa di sekolah. Dari jumlah siswa yang tidak hadir, 105.112 di antaranya berasal dari sekolah dasar, 193.936 dari sekolah menengah pertama, dan 60.575 dari sekolah menengah atas.
Selain itu, survei juga mengungkap bahwa kasus intimidasi di sekolah, termasuk di sekolah menengah atas, mengalami peningkatan sebesar 10,8% menjadi 681.948 kasus, dengan 923 di antaranya dianggap sebagai "situasi serius" yang melibatkan kerusakan fisik dan mental.
Baca Juga: Meriahkan HUT RI ke-78, Warga Jember Hias Komplek Perumahan Serasa Berada di Jepang
Angka ini merupakan kenaikan sebesar 217 kasus dari tahun sebelumnya dan mencatatkan rekor tertinggi.
Kasus-kasus intimidasi terdistribusi di seluruh tingkatan pendidikan, dengan 551.944 kasus di sekolah dasar, 111.404 di sekolah menengah pertama, 15.568 di sekolah menengah atas, dan 3.032 di sekolah berkebutuhan khusus, berdasarkan data yang dikumpulkan dari 29.842 sekolah, mencakup 82,1% dari seluruh sekolah di Jepang.
Temuan yang lebih mengkhawatirkan adalah jumlah kasus bunuh diri di kalangan siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas yang mencapai 411 kasus setelah dihitung, yang merupakan angka tertinggi kedua dalam sejarah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber