Kamis, 23 NOVEMBER 2023 • 17:48 WIB

5 Faktor yang Mempengaruhi Self-Esteem Seseorang, Simak!

Author

Ilustrasi menikmati hidup.

Self-esteem, atau harga diri, bukan hanya sekedar pandangan tentang diri sendiri, melainkan juga dasar yang membentuk bagaimana seseorang menghadapi dan merespons kehidupan sehari-hari.

Self-esteem seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor kompleks. Setidaknya ada lima faktor utama yang memiliki peran krusial dalam membentuk dan memengaruhi tingkat self-esteem individu.

1. Pengalaman masa kecil

Let's Go To School! 4 Perlengkapan yang Wajib Dibawa si Kecil ke Sekolah

Lingkungan keluarga yang memberikan dukungan emosional, penerimaan, dan keamanan memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan harga diri yang positif.

Sebaliknya, pengalaman traumatis atau kurangnya dukungan dapat meninggalkan dampak negatif yang berkepanjangan.

Dalam sebuah studi psikologi perkembangan menunjukkan bahwa interaksi positif dengan orang tua atau pengasuh, pemberian pujian, dan pengakuan terhadap pencapaian anak merupakan faktor penting yang membentuk dasar self-esteem.

Karenanya, peran orang tua dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang menjadi kunci utama.

Baca Juga: Fakta dan Jenis-jenis Journaling yang Bermanfaat untuk Hidup Kamu

2. Interaksi sosial dan lingkungan

Ilustrasi berbincang dengan rekan kerja (unsplash.com)

Faktor lingkungan, termasuk interaksi dengan teman sebaya, keluarga, dan masyarakat, memainkan peran besar dalam membentuk self-esteem.

Hubungan sosial yang positif, penerimaan diri dalam kelompok sosial, dan rasa memiliki dapat memberikan kontribusi positif terhadap harga diri.

Pada masa dewasa, lingkungan kerja, pergaulan, dan hubungan interpersonal juga memengaruhi self-esteem, seperti dukungan dan penerimaan dari teman-teman, rekan kerja, dan mitra hidup dapat menjadi penentu penting dalam membentuk persepsi diri yang positif.

3. Prestasi dan keberhasilan

Ilustrasi hidup (freepik.com)

Keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, karir, atau aktivitas pribadi, dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap self-esteem.

Pencapaian tujuan, baik besar maupun kecil, memberikan rasa kompetensi dan meningkatkan self-esteem. Namun, perlu diingat bahwa self-esteem yang sepenuhnya bergantung pada prestasi bisa menjadi rapuh.

Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan bahwa kegagalan juga adalah bagian dari proses pembelajaran dan bukan penilaian terhadap nilai sebagai individu.

4. Penerimaan diri dan body image

Ilustrasi mengetahui kata bijak untuk diri sendiri agar lebih baik

Penerimaan diri yang positif dan citra tubuh yang sehat membentuk fondasi harga diri yang stabil.

Media sosial dan tekanan dari norma kecantikan seringkali dapat memengaruhi cara seseorang melihat dirinya sendiri.

Untuk itu, membantu individu untuk merayakan keunikan diri dan mempromosikan citra tubuh yang positif dapat mendukung pengembangan self-esteem yang sehat.

5. Tantangan hidup dan koping

Ilustrasi gaya hidup Lagom atau serba cukup orang-orang Swedia. (Freepik)

Cara seseorang menghadapi tantangan hidup, stres, dan kegagalan juga memengaruhi self-esteem.

Melalui mekanisme koping yang sehat, seperti berbicara dengan orang terpercaya, menetapkan tujuan kecil yang dapat dicapai, atau mencari bantuan profesional, seseorang dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik, yang pada gilirannya, dapat meningkatkan self-esteem.

Baca Juga: 5 Cara Menerapkan Gaya Hidup Seimbang dengan Prinsip Lagom ala Orang Swedia

Dengan pemahaman dan perhatian terhadap aspek-aspek ini, kita dapat membangun fondasi self-esteem yang kuat dan positif.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Berbagai Sumber