Rabu, 25 SEPTEMBER 2024 • 11:52 WIB

Apa Itu Microcheating? Inilah Penjelasan dari Seorang Pakar Hubungan

Author

Ilustrasi selingkuh.

INDOZONE.ID - Dengan munculnya platform media sosial, tren kencan baru juga bermunculan, dan salah satu istilah yang telah menjadi populer di kalangan Gen Z adalah "microcheating."

Microcheating merujuk pada serangkaian tindakan kecil, seperti menyembunyikan pesan dari pasangan atau menggoda orang lain, yang dianggap oleh sebagian orang sebagai langkah awal menuju perselingkuhan atau ketidaksetiaan.

Istilah ini telah memicu jutaan video di TikTok, namun seorang pakar memperingatkan bahwa definisi yang begitu luas dapat menyebabkan wanita muda dalam hubungan rentan terhadap perilaku kontrol yang berlebihan jika mereka mengikuti tren ini terlalu ketat.

Sebaliknya, mereka juga bisa mulai menunjukkan kecenderungan mengendalikan pasangan secara berlebihan.

Baca Juga: Gen Z Dicap Hobi Selingkuh, Apa Benar?

Penjelasan dari Pakar Hubungan asal Inggris

Ilustrasi pasangan hidup.

Ahli hubungan asal Inggris, Annabelle Knight dari Lovehoney, menjelaskan bahwa meskipun microcheating sedang viral di TikTok, konsep ini sebenarnya bukanlah hal baru.

"Dalam bentuk viral di media sosial, microcheating umumnya menggambarkan perilaku yang tidak termasuk perselingkuhan fisik atau nyata," katanya.

Sebaliknya, perilaku ini lebih cenderung bersifat emosional. Contohnya bisa mencakup menyukai foto seseorang di media sosial, tetap berhubungan dengan mantan, mengikuti orang yang menarik selain pasangan, atau memiliki persahabatan yang erat dengan lawan jenis dalam hubungan heteroseksual.

"Microcheating juga bisa berupa tindakan yang membuat seseorang seolah-olah menyembunyikan status hubungannya, seperti tidak mengunggah foto pasangan di media sosial atau meremehkan hubungan saat berbicara dengan orang lain," sambungnya.

Influencer berusia 21 tahun dari Durham, Brogan Perry, mendefinisikan microcheating lebih luas lagi, mencakup tindakan seperti godaan terang-terangan.

Dalam salah satu video TikTok-nya, Brogan menjelaskan lima perilaku yang dia anggap sebagai microcheating, yang mendapat banyak persetujuan dari pemirsa.

Brogan menekankan bahwa menyembunyikan pesan adalah tanda utama dari microcheating dan menguraikan mengapa tindakan ini sangat tidak bisa diterima.

Ia juga mengecam orang yang berbicara buruk tentang pasangan mereka sebagai tanda lain dari microcheating.

Meskipun mencari dukungan dari teman saat menghadapi masalah dalam hubungan dianggap normal, ia menolak jika pasangan mencari kenyamanan dari lawan jenis.

Menceritakan pengalaman pribadinya, Brogan mengungkapkan bagaimana mantannya mendekati wanita lain dan membicarakan keburukannya, yang ia anggap sangat salah. Ia juga melihat berteman dengan mantan sebagai bentuk pengkhianatan.

Meski begitu, ia menekankan bahwa komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam setiap hubungan, menyatakan bahwa setiap hubungan memiliki keunikan tersendiri dan bahwa komunikasi adalah kunci kesuksesannya.

Baca Juga: 5 Alasan Selingkuh Gak Bisa Hilang dan Gak Ada Obat Berdasarkan Riset Ilmiah

"Jika komunikasi tentang isu-isu yang telah disebutkan terhenti, hubungan tersebut tidak akan berhasil," katanya.

Psikolog hubungan Limor Gottlieb dari Universitas Brunel di London mengingatkan bahwa, meskipun penting untuk menetapkan batasan dalam suatu hubungan, sebaiknya Anda tidak terlalu ketat dalam mengikuti aturan mengenai microcheating.

"Orang-orang yang tertarik pada jenis konten ini mungkin sudah merasa tidak aman dalam hubungan mereka, terutama orang-orang dengan gaya keterikatan yang cemas," kata Limor Gottlieb.

Gaya keterikatan cemas merupakan salah satu dari empat jenis gaya keterikatan dalam hubungan.

Tipe ini menggambarkan individu yang memiliki ketakutan yang mendalam akan ditinggalkan, sehingga mereka sering berperilaku cemas dalam hubungan karena khawatir pasangan bisa meninggalkan mereka kapan saja.

"Orang yang cemas selalu disibukkan dengan hubungan mereka dan terus-menerus mengamati lingkungan mereka untuk mencari ancaman bagi hubungan mereka. Mereka ingin memantau pasangan mereka dengan saksama dan berusaha untuk selalu dekat," sambungnya.

Penelitian, termasuk studi saya sendiri, secara konsisten menunjukkan bahwa individu dengan kecemasan lebih mungkin melakukan kekerasan terhadap pasangan romantis mereka.

Oleh karena itu, tren ini berpotensi meningkatkan konflik dalam hubungan, yang dalam beberapa kasus dapat berujung pada tindakan kekerasan.

"Pada akhirnya, setiap pasangan perlu berdialog terbuka tentang apa arti perselingkuhan bagi mereka dan mereka perlu menegosiasikan batasan mereka. Apa yang didefinisikan oleh satu orang sebagai perselingkuhan mungkin tidak sama bagi yang lain," tambahnya.

Penulis: Nadya Mayangsari
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Dailymail.co.uk