Qonita Kurnia Anjani Perempuan Muda dari Palu yang Masuk dalam Daftar Top 2% Global Scientist
INDOZONE.ID - Qonita Kurnia Anjani, perempuan muda asal Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang sekarang berusia 29 tahun, tergabung dalam grup Top 2% Scientist Global 2024.
Pengakuan dan peringkat ini dikeluarkan oleh Stanford University dan Elsevier, sebagai penghargaan atas dedikasi serta kontribusi para ilmuwan di seluruh dunia.
Pengukuran ini menggunakan metrik berdasar dampak ilmiah, seperti jumlah publikasi, sitasi, dan pengaruh jangka panjang dari penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di berbagai bidang.
Dengan demikian, Qonita diakui sebagai salah satu ilmuwan yang memiliki dampak signifikan dalam komunitas ilmiah global, berkat kontribusi riset yang inovatif dan berkelanjutan.
Baca Juga: Kesuksesan Veddriq Leonardo di Olimpiade Paris 2024: Panjat Tebing Jadi Primadona Baru di Makassar
Qonita Kurnia Anjani, seorang perempuan asal Palu, menempuh pendidikan dasar hingga SMP di kota kelahirannya.
Dia kemudian melanjutkan SMA di Gorontalo dan meraih gelar sarjana di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Setelah menyelesaikan studinya, Qonita mengambil program master dan doktoral di Belfast, Irlandia Utara.
Saat ini, Qonita menjabat sebagai research fellow dalam program postdoctoral di Queen’s University Belfast, Inggris.
Penelitian yang ia lakukan berfokus pada teknologi farmasi, termasuk studi mengenai nanopartikel dan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC).
Baca Juga: Bangga! Siswa-siswi SMP Indonesia Torehkan Prestasi di Olimpiade Sains Junior Internasional ke-20
Sebelum terjun ke dunia akademis, Qonita dikenal sebagai mahasiswa yang sangat cerdas, meraih gelar doktor di Queen’s University Belfast, pada usia 25 tahun.
Qonita memulai studi magister (S2) di Belfast dengan bantuan beasiswa dari LPDP. Namun, setelah mendapat rekomendasi dari pembimbingnya, ia diberikan kesempatan untuk mengikuti program fastrack, yang memungkinkannya langsung melanjutkan ke program doktoral tanpa harus menyelesaikan S2 terlebih dahulu.
Kesempatan ini tergolong langka, dan kemungkinan besar Qonita adalah satu-satunya mahasiswa Indonesia di Belfast yang mendapatkan peluang ini.
Meskipun sempat merasa ragu akan kemampuannya dan khawatir tidak dapat menyelesaikan tepat waktu, alumnus Universitas Hasanuddin angkatan 2012 ini berhasil meraih gelar Ph.D. dalam waktu dua tahun dan tiga bulan.
Penulis: Nadya Mayangsari
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram/anakuntaddotcom