INDOZONE.ID - Ketika mendengar istilah "Ngapak," pikiran kita mungkin langsung terbayang pada gaya bicara khas dengan pelafalan huruf vokal dan konsonan yang sangat jelas, terutama huruf "k".
Frasa populer Ora Ngapak Ora Kepenak pun menjadi simbol kebanggaan masyarakat yang menggunakan dialek ini.
Namun, tahukah Anda bahwa Bahasa Ngapak tidak hanya milik satu daerah? Dua wilayah besar yang menggunakan dialek Ngapak, yaitu Tegal dan Banyumas, sebenarnya memiliki perbedaan signifikan dalam dialektika mereka.
Baca Juga: 5 Tanaman Hias yang Gak Boleh Sering Kena Air Hujan, Bisa Mati
Ngapak: Identitas Budaya yang Kental
Ngapak merujuk pada dialek bahasa Jawa yang memiliki ciri khas pelafalan yang lantang dan tegas. Dialek ini sering ditemukan di wilayah Jawa Tengah bagian barat, seperti Tegal, Brebes, Banyumas, dan Cilacap.
Sebagai representasi identitas budaya, Ngapak menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, baik dalam percakapan santai, seni tradisional, hingga konten media digital.
Meski serupa, dialek Ngapak di Tegal dan Banyumas memiliki keunikan masing-masing. Berikut adalah beberapa perbedaan yang menarik untuk diulas.
1. Perbedaan Kosakata
Kosakata menjadi salah satu aspek yang paling mencolok. Meskipun banyak kata dasar yang sama, ada beberapa istilah lokal yang berbeda:
- Tegal: "kowe" digunakan untuk kata ganti orang kedua tunggal (kamu), dan "inyong" y
- Banyumas: Lebih sering menggunakan "koe" untuk kata yang sama.
Contoh lain adalah kata “langka” (jarang) yang digunakan oleh masyarakat ngapak banyumasan, berbeda dengan bahasa ngapak Tegal kata “langka” menjadi “laka”.
2. Intonasi dan Nada Bicara
Dialek Tegal dikenal dengan intonasi yang sedikit lebih tinggi dan melengking dibandingkan Banyumas. Ketika berbicara, masyarakat Tegal cenderung menekankan suku kata akhir dengan nada yang terdengar lebih "tajam."
Sebaliknya, Banyumas memiliki nada bicara yang lebih datar dan santai, mencerminkan karakter masyarakatnya yang cenderung lemah lembut dan humoris.
3. Pengaruh Budaya Lokal
Kedekatan geografis dengan daerah lain juga mempengaruhi dialek ini.
- Tegal: Karena letaknya di pesisir, dialek Tegal mendapat pengaruh dari budaya pantura, termasuk penggunaan beberapa kosakata dari bahasa Sunda dan Betawi.
- Banyumas: Sebagai daerah pedalaman, Banyumas lebih murni terpengaruh oleh tradisi dan budaya Jawa kuno.
Bahasa ngapak Tegal maupun Banyumasan telah menunjukkan bahwa dalam persamaan akan selalu ada perbedaan, hal tersebut juga berguna sebagai indentitas budaya yang kuat bagi masyarakat ngapak Tegal dan Banyumasan.
Maka dari itu, untuk mempertahankan warisan budaya Indonesia ini, sangat diperlukan untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Ngapak.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Ilmu Komunikasi