Selasa, 20 MEI 2025 • 18:10 WIB

Anak Bos Wardah Semangati Gen Z agar Jadi Pemimpin yang Dihargai

Author

Salman Subakat. (Instagram)

Menjadi seorang pemimpin, Salman Subakat - Co-Founder ParagonCorp atau dikenal sebagai anak Bos Wardah ini tak pelit berbagi kisah suksesnya. Ia pun mendorong gen z untuk jadi pemimpin yang dihargai banyak orang.

Menurutnya, menjadi seorang pemimpin enggak cuka terpaku dengan pendidikan atau belajar teori. Tapi seorang pemimpin harus bisa membentuk karakter, kepedulian sosial, dan kepercayaan diri.

“Anak muda perlu pengalaman belajar yang mendorong berpikir kritis, kreatif, dan berorientasi pada dampak positif,” ujarnya dalam forum diskusi yang diinisasi Pemimpin.id - Teras Belajar, di Jakarta.

Salman menambahkan, dengan pendidikan yang bermakna dan bermoral, anak muda bisa tumbuh menjadi pemimpin bernilai dan siap menghadapi tantangan zaman. Pendidikan sejatinya hanya menjadi landasan moral dan ruang tumbuh bagi pemimpin masa depan yang bernilai dan berdampak.

Baca Juga: 5 Zodiak yang Paling Cocok Menjadi Pemimpin di Tempat Kerja

Pandangan Arsjad Rasjid

Arsjad Rasjid. (Indozone)

Pandangan Ketua Kadin Indonesia ini juga sama dengan Salman dan mendorong generasi muda menjadi seorang pemimpin. Dia percaya bahwa semua anak muda di Indonesoa bisa menjadi generasi emas 2045, pemimpin masa depan, karena penuh talenta.

“Asalkan mau belajar instilling values (menanam nilai), mengasah talenta, dan membangun jejaring di lingkungan masing-masing dari sekarang," ujar Arsjad Rasjid.

Baca Juga: Profil dan Biodata Violetha Sianturi, Pemimpin Upacara Pengukuhan Paskibra di IKN

Kiat Jadi Seorang Pemimpin

Sementara itu, Chairman of the Board Rumah Mentor Indonesia Shanti L. Poeposoetjipto, juga berbagi inspirasi untuk membentuk pemimpin yang tangguh, dibutuhkan kesabaran, ketabahan, ketekunan, dan iman. Ia menekankan bahwa kepemimpinan bukan sekadar soal kapasitas, tapi juga kekuatan iman dalam navigasi arah hidup dan keputusan.

“Kesabaran lahir dari pengetahuan, keberhasilan datang lewat resiliensi dan konsistensi, namun yang paling utama adalah iman percaya pada prinsip, tujuan, dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil berada di jalan yang benar,” tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung