Pandemi Covid-19 enggak menyurutkan semangat orang-orang yang mau bangkit dari keterpurukan ekonomi. Hal itu dibuktikan oleh Sudarmadi (38), seorang sopir Jeep hardtop di kawasan wisata Gunung Bromo.
Selama pandemi Covid-19 berlangsung, penghasilannya sebagai sopir Jeep hardtop menurun drastis karena beberapa kali wisata Gunung Bromo ditutup.
Enggak ingin berpangku tangan tanpa pemasukan, Sudarmadi akhirnya memutuskan untuk menjadi perajin miniatur yang terbuat dari batok kelapa agar bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Saat ditemui oleh Tim IDZ Creators di rumahnya yang berada di Desa Sukapura, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo, Jawa Timur, Sudarmadi menceritakan awal mula terpikirkan membuat kerajinan dari batok kelapa.
“Jadi waktu itu saya keluar rumah untuk mencari angin segar, lalu saya menemukan batok kelapa yang berserakan. Kenapa enggak saya manfaatkan ya? Nah, dari situlah ide membuat berbagai bentuk miniatur kerajinan muncul,” ujar Sudarmadi.
Berbekal tekad dan keyakinan, Sudarmadi mulai membuat kerajinan batok kelapa dengan alat seadanya. Meskipun sederhana, beragam miniatur helikopter, motor vespa, hingga penutup lampu hias berhasil ia buat.
Untuk memasarkan produk kerajinannya, Sudarmadi memanfaatkan media sosial yaitu Instagram dan Facebook. Sejauh ini, penutup lampu hias paling banyak diburu pelanggannya. Untuk harga penutup lampu hias berkisar antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu.
Dalam sebulan biasanya 5 hingga 10 buah penutup lampu hias berhasil dijual. Sudarmadi berharap ada perhatian serius dari pemerintah untuk pelaku UMKM. Terlebih, selain keindahan alamnya, wisata Gunung Bromo memiliki potensi lain yang bisa menjadi daya tarik wisatawan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: