Ada petuah yang mengatakan, 'pekerjaan ataupun mata pencaharian tidak harus sesuai dengan jurusan sekolah atau kuliah'.
Yap, Louise Wulandari, seorang arsitek di Pontianak, sekali lagi membuktikan petuah itu benar adanya. Lulus S-2 Arsitektur dari Universitas Gadjah Mada, Louise justru sukses sebagai pengusaha kue.
Meniti usaha sejak 2006, bisnis kue Louise yang bernama 'Delicia Cake' kini telah dikenal luas di Pontianak dan Kalimantan Barat. Itu semua berkat ketekunannya menjalani usahanya.
Bagi Louise, antara ilmu arsitektur dengan dunia perkuean sejatinya tidak melenceng. Malah, keduanya justru adalah dua hal yang sangat melekat.
Dalam menekuni dunia perkuean, Louise tentu tidak asal bikin dan jadi. Ilmu arsitektur yang ia miliki ia tuangkan saat membuat kue-kuenya. Ia sendiri mengaku dirinya memiliki passion yang kuat dalam hal seni perkuean.
Saat baru merintis usahanya tahun 2006, Louise membuat kue sedang ngetren saat itu, yakni brownies kukus.
Karena belum cukup modal untuk membuka toko, Louise pun memanfaatkan media sosial seperti YouTube dan blog untuk memasarkan kue-kuenya.
Lambat laun, seiring kuenya semakin banyak digemari, Louise mulai melebarkan usahanya menjadi celebration cake sesuai passion dan latar belakang pendidikannya.
Memilih target pasar menengah ke atas, Delicia Cake menerima pesanan custom cake dengan kisaran harga Rp400 ribu hingga Rp20 juta.
Banjir Pesanan saat Imlek 2022
Bersama sepuluh orang pegawainya, Delicia Cake tidak lagi berbisnis dalam bentuk mass production, tapi customized dan eksklusif, hanya satu produk untuk satu konsumen baik dari kemasan, rasa, maupun bentuk.
“Peak season kami yang berbisnis di bidang kuliner adalah ketika mendekati hari-hari besar nasional dan keagamaan. Di Pontianak cukup banyak masyarakat yang merayakan Hari Raya Imlek, dan kami sudah memiliki konsumen tetap yang sudah bertahun-tahun berlangganan," ujar Louise, dikutip dari siaran resmi, Selasa (1/2/2022).
Louise bilang, biasanya konsumen Delicia Cake adalah perusahaan yang akan memesan dalam produksi banyak setiap tahunnya. Hal ini membuat pesanan kue imlek berganti tema setiap tahun.
"Untuk tahun ini, temanya adalah kue kering dan demi menjaga eksklusivitas, kami biasanya akan unggah foto pesanan di media sosial setelah kue diterima konsumen,” jelas perempuan asal Yogyakarta ini.
Meski sudah bertahun-tahun memasarkan dagangannya secara daring, Louise tetap haus ilmu untuk mempelajari pemasaran digital. Pada tahun 2017, ia mengikuti pelatihan Gapura Digital hingga menjadi fasilitator di tahun 2018.
Tahun berikutnya, ia mengikuti pelatihan Women Will di Pontianak hingga akhirnya kembali menjadi fasilitator. Materi yang ia dapatkan diterapkan untuk terus mengembangkan profil Profil Bisnis dan website.
“Saat ini, saya cukup sering mengisi acara tentang bisnis daring baik dari Women Will, instansi pemerintahan kota, nasional, hingga swasta," ujar Louise.
Louise mengatakan dirinya beberapa kali mengadakan pelatihan cake decorating gratis di mana setiap pelatihan diikuti oleh 50 perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga untuk memberikan bekal usaha kepada mereka.
"Saya juga memperkerjakan beberapa janda berusia di atas 45 tahun di Delicia Cake. Selama pandemi kemarin, saya mengisi segmen kuliner di TV lokal Pontianak. Semua ini saya lakukan untuk berbagi ilmu, hasil dari bertahun-tahun belajar, mencoba dan gagal sendiri untuk menyemangati perempuan, khususnya ibu-ibu rumah tangga lain agar bisa tetap berpenghasilan meski dari rumah,” tambah Louise.
Kue-kue kreasi Louise bisa diintip melalui akun Instagram @deliciacake_pontianak.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: