Jumat, 29 JULI 2022 • 11:10 WIB

5 Tradisi yang Kerap Dilakukan dalam Menyambut 1 Muharram di Nusantara

Author

Sejumlah pelajar Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kediri mengikuti pawai memperingati Tahun Baru 1444 Hijriah di Kediri, Jawa Timur, Jumat (29/7/2022). (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani).

Sebagai negara yang mayoritas beragama Islam, Indonesia sejak dulu telah menanamkan tradisi demi tradisi yang dijadikan sebagai sebuah perayaan menyambut hari-hari besar Islam. 

Salah satunya dalam rangka menyambut 1 Muharram, tradisi demi tradisi selalu digaungkan oleh masyarakat dan masih melekat hingga kini meski sudah hidup di zaman modern. 

Baca Juga: Fakta Ritual Sumpah Pocong, Taruhannya Nyawa dan Kemiskinan Jika Ketahuan Berdusta

Adapun 5 tradisi yang kerap dilakukan oleh masyarakat dalam menyambut 1 Muharram sebagai berikut. 

1. Kirab Kebo Bule

Tradisi yang satu ini sering diselenggarakan oleh masyarakan Surakarta dalam menyambut Tahun Baru Islam. Orang Surakarta mengenalnya dengan malam 1 Suro dimana akan ada tradisi mengelilingi Keraton Kasunanan Surakarta di waktu dini hari dan disaksikan oleh seluruh warga. 

Kebo Bule dimaksudkan untuk kerbau yang merupakan keturunan dari kerbau Nyai Slamet yang dianggap keramat. Kerbau ini akan memandu kirab dan diikuti oleh warga nantinya. 

2. Ledung Suro

Ledung Suro ini dilaksanakan mulai dari satu minggu sebelum Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Jawa. Tradisi ini dilakukan dengan lomba lesung bedhug yang diikuti oleh masyarakat sekitar dengan acara tari-tarian, wayang kulit hingga reog. 

3. Tabuik

Berpindah ke Sumatera Barat, orang-orang Pariamana akan melaksakana tradisi Tabuik dalam menyambut 1 Muharram. Upacara ini dilakukan untuk mengenang gugurnya Imam Husein yang merupakan cucu dari Muhammad SAW. 

4. Bubur Suro

Sementara di Jawa Barat sendiri, masyarakat akan menyambut Tahun Baru Islam dengan upacara Bubur Suro. Masyarakat nantinya akan menyiapkan bubur merah dan bubur putih secara terpisah lalu dibawa ke masjid untuk disantap bersama masyarakat luas. 

5. Tapa Bisu

Di Yogyakarta sendiri, 1 Muharram sendiri disambut dengan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta di malam 1 Suro tanpa berbicara. Tradisi ini diebut dengan Tapa Bisu, dimana dimaksudkan untuk renungan selama satu tahun penuh akan apa yang dikerjakan di dunia sehingga menjadi evaluasi di tahun yang baru. 

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: